Aksi Tolak Deklarasi #2019Ganti Presiden, Pemuda Tual Dan Malra Nekat Boikot Bandara

Jika aksi ini tidak ditanggapi secara bijak, dan yang bersangkutan (Ratna Sarumpaet) bersikeras untuk datang, maka dipastikan akan ada aksi pemboikotan terhadap Bandara Ibra, dengan jumlah massa yang lebih besar nantinya. Bukan saja itu, Pemuda Taar juga akan duduki Bandara Karel Sadsuitubun Malra dan melakukan Sasi semua Instansi yang berada di atas petuanan Taar.
Langgur, Cengkepala.com – Sejumlah Organisasi Mahasiswa serta sejumlah Pemuda di Kabupaten Maluku Tenggara hari ini, serempak gelar aksi turun jalan menolak Deklarasi #2009 Ganti Presiden. Aksi tersebut sekaligus dengan tegas menolak kedatangan Ratna Sarumpet yang kabarnya akan bertandang di Maluku Tenggara dan kota Tual.

Masing-masing dari OKP yang menolak tagar anti presiden tersebut memusatkan aksinya di tempat yang berbeda-beda.
Pantauan cengekapala.com, masa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tual memusatkan aksinya di Pertigaan Wearhir, Kota Tual. Sementara Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) memusatkan aksinya di Pertigaan Lampu Merah Ohoijang Malra. Sedangkan Pemuda Taar menggelar aksi yang dipusatkan di Perempatan UN Wartel Kota Tual.
Damianus Gerenz Ohoiwutun Ketua Presidium PEMKRI Malra dalam realisnya menyampaikan, aksi turun jalan terkait Isu yang berkembang saat ini juga menjemput akan hadirnya Ratna Sarumpaet di bumi Larvul Ngabal Malra dan Tual.
“Menurut kajian kami, guna menghindari pertikaian serta dokritan yang nanti memicu perpecahan di bangsa ini sampai di daerah Kei ini serta hal-hal yg dapat merusak kebersamaan persaudaraan serta nilai etika yang ada, maka kami PMKRI menolak kehadiran Ratna Sarumpaet di daerah ini”, tandasnya.
Lanjutnya, Negara memberikan kebebasan kepada setiap warga Negara namun perlu dipahami dan dilaksanakan dengan penuh etika yang bermartabat guna menuju Indonesia yg adil dan jujur.
Sudah menjadi tanggung jawab kita semua sebagai elemen bangsa tetap harus menjaga dan merawat pancasila guna NKRI yg dicetuskan tgl 17 agustus 1945 tetap satu, utuh, dan Berkeadilan.
Siapapun yang menjadi Presiden nantinya merupakan Presiden kita, sehingga kami menyatakan sikap kami tetap mengawal proses Pemilu Presiden, agar tidak terjadi hal-hal yang kemudian dapat merusak kehidupan berbangsa di Indonesia juga kehidupan orang basudara di bumi Larvul Ngabal ini.

Sementara, Ketua Cabang PMII Taul Abas Wahid Rabrusun, mengungkapkan aksi turun kejalan hari ini karena keterpanggilan hati nurani, dan ini sudah melalui kajian yang cukup matang dari tingkat komisariat dan cabang organisasi PMII sendiri.
“Aksi yang kami lakukan ini memiliki tujuan, yang pertama yakni berbicara tentang # 2019 Ganti Presiden, dan yang kedua Kami menolak kedatangan Ratna Sarumpaet di bumi Larvul Ngabal,” terangnya.
Dijelaskan, jika berbicara soal ganti Presiden 2019, menurut pihaknya, ini terkesan dipaksakan, dan sangat menyinggung. Kenapa karena Presiden adalah cover Bangsa, dan didalamnya terdapat Pemerintahan dan Masyarakat, dan menurut hemat pihaknya, hal itu dilakukan dengan tujuan untuk merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

“Kemungkinan besar itu sengaja dibuat untuk mendorong kekacuan sistim pemerintahan yang ada saat ini. Dan selaku pemuda Aksi ini kami lakukan karena kami juga memiliki tanggungjawab untuk menjaga keutuhan Negara ini, lebih khusus daerah Kami,” akuinya.
Dia pun dengan tegas menyatakan untuk menolak kedatangan Ratna Sarumpaet, karena berdasarkan kajian dan Biografi yang dipelajari terhadap yang bersangkutan, maka kemungkinan besar akan ada virus negatif yang mengorogoti warga Tual dan dan Malra jika Sarumpet sampi di kota beradat itu.
“Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara, memiliki tatanan adat dan budaya serta kehidupan yang harmonis dalam bingkai kehidupan Ain Ni Ain. Jang ada provoskasi di daerah kita,” tegasnya.
Menutup keterangannya, jika aksi di tiga tempat berbeda ini tidak ditanggapi secara bijak, dan yang bersangkutan (Ratna Sarumpaet) bersikeras untuk datang, maka dipastikan akan ada aksi pemboikotan terhadap Bandara Ibra, dengan jumlah dan massa yang lebih besar nantinya.
Sementara itu, Jarles Taranten koordinator aksi Pemuda Taar menegaskan, menolak dengan tegas ke datangan Ratna Sarumpeat dan Deklarasi #2019 Ganti Presiden, dan jika dipaksakan mereka akan duduki Bandara Karel Sadsuitubun Malra dan “sasi” semua Instansi yang berada di atas petuanan Taar.
Pantauan wartawan, aksi turun jalan membawa pamflet-pamflet bertuliskan,
satu hati Indonesia “Peace” Kota Tual untuk Indonesia, tolak provoktor ke Bumi Larvul Ngabal, menolak kehadiran Rombongan Ratna Sarumpeat di Bumi Larvul Ngabal, serta menolak deklarasi #2019 Ganti Presiden di Bumi Larvul Ngabal.** Aladin