Ambon, cengkepala.com – Guna mengantisipasi bahaya banjir, maka Direktorat Jenderal Bidang Pembangunan Daerah menggelar Kampanye Penyadaran Publik Program Flood Manajemen Selected River Basin (FM-SRB), yang digelar di Swissbell hotel, Jalan Benteng Kapahaha No 88, Kadewatan, Kota Ambon.
Sosialisasi yang berlangsung dari Rabu,(7/8) hingga Jumat(10/8) itu, dihadiri oleh Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah, Drs Nyoto Suwignyo MM, beserta sejumlah stafnya, Kementrian PU-PR, Kementrian Keuangan, Bappenas dan OPD terkait yakni Bappeda,BPBD dari Provinsi Maluku dan Banten.
Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah I, Drs Nyoto Suwignyo MM saat ditemui di sela-sela kegiatan, Kamis (9/8) menyatakan, Direktorat Bina Pembangunan Daerah hadir di Ambon adalah dalam rangka, konsolidasi kepada para pemangku kepentingan untuk program Flood Management Selected River Basin (FM-SRB) sebagai program Nasional, dimana ada dua Provinsi yang ditetapkan sebagai modelnya, yakni Provinsi Maluku , Dimana Kota Ambon sebagai contoh di Perkotaan dan Provinsi Banten sebagai model pedesaan atau pengairan.
Menurut Nyoto, alasan pemilihan kota Ambon, adalah, karena karakteristik kali Wairuhu di Batu,Merah yang bagian hulunya cukup unik, keunikannya adalah,meskipun berada di perkotaan tetapi kawasan hulu sungai Wairuhu masih bersih “Saya sudah survey airnya masih jernih sekali”ungkapnya.
Bahkan menurut Nyoto, saat dirinya mengshare kondisi hulu sungai Wairuhu ke grup komunitas sungai dan penyelamatan air Nasional, anggota komunitas itu heran, karena masih ada sungai di Ambon yang airnya sangat jernih.
Ia menambahkan, begitu masuk ke pemukiman airnya mengalami kekeruhan, sehingga hal inilah yang perlu ditangani, supaya masyarakat kota Ambon lebih sejahtera dalam hal pemenuhan kebutuhan air bersih sehingga pengelolaan dan penyelamatan air serta pencegahan banjir dapat ditata secara Nasional.
Menurut Nyoto,kegiatan sosialisasi ini secara teknis melibatkan instansi pusat maupun daerah sertavperguruan tinggi . dimana masing-masing punya peran sendiri-sendiri.
Kegiatannya meliputi perencanaan kebijakan dan perencannan konsep yang tugasnya adalah menyiapkan rencana kerja agar segera dikerjakan dengan baik.
“Karena itu harus saling tukar pikiran dan tidak bisa kerja sendiri-sendiri, harus ada sinkronisasi antar pemegang tanggung jawab” cetusnya.
Ditambahkan sebagai konsekuensi pekerjaan ini, akan melibatkan masyarakat, maka segala sesuatunya harus disiapkan secara baik.
“Jangan sampai masyarakat bertanya, Kita tidak bisa menjawab,” cetusnya.
Diungkapkan, agenda rapat ini ditargetkan selama tiga hari, dimana administrasi dan teknisnya serta operasionalnya, disiapkan untuk lima tahun kedepan
“Mudah-mudahanan masyarakat Ambon mendukung, sehingga berdampak secara nasional dan juga akan berdampak terhadap pembangunan di kota Ambon,” harap Nyoto.** (Nick)