Cengkepala

Astaga ! Selain Tekan Warga Soal DD, Raja Riring Welem Sopalatu Salahkan Akses Jalan

Ambon, cengkepala.com – Dugaan penyelewengan Dana Desa Negeri Riring Kecamatan Taniwel kabupaten SBB belum selesai. Sejumlah warga kembali melaporkan adanya tekanan terhadap warga oleh Raja Riring selaku kepala desa setepat.

Raja Riring, Welem Sopulatu saat memberikan keterangan di Warung Kopi Tiem kota Ambon.** Rul

Tekanan tersebut sebagai akibat dari laporan warga yang dimuat dalam sejumlah portal berita pekan lalu. Menurut penuturan sumber terpercaya media ini, Raja Riring, Welem Sopulatu baru-baru ini mengeluhkan kelancangan warga yang mana telah membuka aib desa yang terletak di pegunungan tersebut.

Masalah Dana Desa Riring masih berputar pada sejumlah projek desa yang tak kunjung selesai. Mulai dari pegerjaan kantor desa sejak tahun 2016 lalu yang tak sesuai harapan, kini Sopalatu kembali membuat Balai desa. Balai desa saat ini hanya tampak sejumalah pondasi dan beberapa tiang.

Lingkungan sekitar Balai desa dan kantor pun tidak terurus dengan baik. Selama kucuran Dana Desa yang dialokasikan Pemerinntah Pusat (Pempus) hingga kini, Desa Riring bahkan taak memilik jalan setapak di dalam kampung atau jalan tani se-meter pun tidak ada.

Sebelumnya, perihal berita tersebut, Raja Riring Welem Sopulatu tidak tanggung-tanggung tancap gas langsung ke kota Ambon untuk mengklarifikasi berita tersebut. Raja Riring, Welem Sopulatu menempuh perjalanan malam menuju kota Ambon dan sampai sekira pukul 22 Waktu Indonesia Timur (WIT).

Sesampainya di Ambon, dirinya melalui beberapa orang kepercayaan untuk menghubungi wartawan. Dalam jumpa/tatap muka dengan agenda klarifikasi tersebut, Raja Riring membantah sejumlah tudingan yang dilayangkan padanya.

Kepada media ini, Raja Riring Welem Sopalatu di Kopu Tiem (02/10/2018 lalu mengaku, medan di desa Riring tidak seperti desa-desa pada umumnya di SBB. Jarak tempuh dan kondisi jalan tidak memadai sehingga pihaknya terkendala memasok stok matrial bangunan.

“Sejumlah tudingan tersebut tidak benar. Kami bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada,” ungkap Sopalutu.

Sopalatu mengakui telah membeli dua buah motor untuk oprasional. Motor yang dibelikan Sopalatu menggunakan DD itu pun, diakui tidak sesuai draf anggaran.

“Saya belikan dua motor untuk Oprasional. Iko betulnnya, hanya beli satu motor besar,” akui dia.

Mengerucut ke sejumlah bangunan proyek desa yang tidak selesai, Sopaltu bersikukuh tentang akses masuk desa yang tidak memungkinkan warga bekerja cepat.

“Selain akses jalan, ada swadaya pembangunan gereja yang dikerjakan beberapa tahun terkahir. Masyarakat tidak bekerja fokus melainkan antara membangun Gereja dan Balai Desa sehingga, katong punya pekerjaan sedikit terhambat,” cetus Sopulatu.*** DK | Rul

Views: 1