Ambon, cengkepala.com – Kepala Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Dumang Hutauruk mengatakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Januari 2018 turun dibanding tahun sebelumnya. Dikatakan, NTP awal bulan ini turun sebesar 101,42, atau turun sebesar 0,26 persen dibanding Desember 2017 yang tercatat sebesar 101,68.
“Penurunan ini terjadi karena peningkatan It yang sebesar 0,76 persen, lebih rendah dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 1,03 persen,” ungkapnya, Kamis (01/02).
Dikatakannya, empat subsektor penyumbang penurunan NTP yaitu subsektor tanaman pangan (0,04%), subsektor tanaman hortikultura (0,14%), subsektor tanaman perkebunan rakyat (0,15%), subektor perikanan (0,10%), sementara beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga/Penyumbang kenaikan It adalah subsektor tanaman pangan (ketela pohon, ubi jalar, kacang tanah; subsektor tanaman hortikultura : pisang, manga, cabai rawit, bayam, tomat; subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat : cengkeh, pala biji, kopi, biji jambu mete; subsektor perikanan tangkap : ikan tongkol, julung-julung, cakalang, tenggiri, belanak.
“lnflasi pedesaan Maluku sebesar 1,22 persen, disebabkan naiknya IKRT kelompok bahan makanan (2,04%), transportasi dan komunikasi (0,89%), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,67%), perumahan (0,46 %), kesehatan (0,21%), dan pendidikan, rekreasi& olahraga (0,05%), sementara itu Komoditas dengan andil terbesar terhadap inflasi perdesaan Maluku adalah ikan layang, ikan tongkol, kakap merah, beras, rokok kretek filter, ikan cakalang, ikan teri, dan upah tukang bukan mandor, sedangkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pedesaan (NTUP ) Maluku adalah 123,53, naik 0,65 % “, ujarnya.
Kepada sejumlah wartawan, dikatakan juga, produksi lndustri Mikro Kecil (IMK) Provinsi Maluku periode Oktober-Desember 2017 naik 0,16 persen dibanding periode Juli-September, Secara kumulatif sampai dengan bulan Desember 2017, produksi IMK provinsi Maluku meningkat 17,61 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Pertumbuhan positif ini ditunjang oleh pertumbuhan produksi di industri makanan, minuman, barang galian bukan logam, tekstil (tenun) dan barang dari kayu percetakan dan barang dari bahan kimia (minyak kayu putih), selama 2017 beberapa IMK yang mengalami pertumbuhan negatif adalah industri furnitur, barang logam bukan mesin, karet dan barang dari karet, alat angkutan lainnya, pakaian jadi dan industri pengolahan lainnya dan industri Besar,” terangnya.
Sedang Provinsi Maluku yang mengalami pertumbuhan positif pada triwulan IV 2017 sebesar 1,74 persen dibanding triwulan sebelumnya, dan turun 0,78 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu.Sektor industri nasional yang mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya baik pada skala mikro kecil maupun skala besar sedang secara y-on-y, IBS dan IMK nasional tumbuh positif.*** (Feb)