Informasi Rinci Tentang Pabrik Gula di SBB, Humas Protokol SBB Akan Gelar Konferensi Pers
Piru, cengkepala.com – Setelah beredarnya informasi teken MoU Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seram Bagian Barat (SBB) dengan investor dari perusahan PT. Hermes Seram Indonesia (HSI), sejumlah kalangan pun mempertanyakan project yang membutuhkan 25 Ribu luas lahan itu.
Felix Pelatu tokoh muda asal Kecamatan Taniwel mempertanyakan keseriusan pemkab SBB dengan lahan yang meurut dia diluar logika tersebut. Menurutnya, rata-rata tanah di kabupaten SBB itu adalah milik negeri-negeri adat. Kalaupun ada milik negara atau Pemkab itu tidak menjangkau luasan seperti yang diberitakan tersebut.
Senada dengan Felix, Yanto Lemosong warga asal Niniari pun mempertanyakan hal yang sama. Yanto menyebutkan, sebelumnya informasi ini tidak dan belum sama sekali di sosialisasikan oleh Pemkab kepada masyarakat.
“Tiba-tiba berita naik Pemkab sudah siapkan lahan 25 ribu hektare. Ini harus serius, karena penandatanganan MoU sudah dilakukan di hadapan Sekretaris Jenderal Kementan, Syukur Iwantoro selaku Ketua Tim Upaya Khusus (Upsus) Percepatan Investasi Industri Gula, Sapi dan Jagung. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan” tegas dia, Kamis (26/07).
Lain hal dengan Felix dan Yanto. Ketua GPII, Darto Albana pemuda asal kecamatan Huamual lebih mempersoalkan pilihan project yang dinilainya jau dari kearifan lokal orang SBB.
“Kenapa harus gula ? kenapa tidak Sagu, Ubi-Ubian atau yang lain. Intinya tentang panganan lokal. Kalau kabupaten dan provinsi lain bisa menggenjot panganan lokal menjadi panganan nasional kenapa SBB tidak demikian,” tanya Albana kepada wartawan saat dimintai tanggapan.
Menyambut hal ini, Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokoler Pemkab SBB menargetkan akan menggelar konfrensi pers terkait rincian informasi pendirian perusahan gula yang digadang-gadang menjadi perusahan utama dan terbesar di Indonesia Timur tersebut.
Penyampaian Sapasuru menyusul adanya pernyataan sejumlah pihak mengenai 25 Ribu hekatre lahan, pilihan swasembada gula dan lain-lain dalam project tersebut.
“Untuk lokasi dan target kerja seperti apa nanti kita tunggu Pak Bupati selesai menggelar kunjungan dinas keluar daerah. Kita akan membuat konfrensi pers khusus untuk ini,” ungkap Sapasuru dihubungi via telephon pada Senin (24/07) kemarin dan dikonfimasi ulang hari ini Kamis (26/07).
Sapasuru juga mengakui, dalam kunjungan Bupati SBB Moh. Yasin Payapo ke luar daerah untuk membuka network dengan sejumlah instansi kemeterian untuk membangun kabupaten bertajub Saka Mese Nusa itu.
“Kita harus sama sama memberikan dukungan kepada pemerintah kabupaten untuk rencana Swasembada panganan gula ini. Apalagi targetnya akan menjadi perusahan Gula terbesar di Indonesia Timur,” ungkap Sapasuru.
Sapasuru meminta seluruh elemen terutama wartwan selaku mitra pemerintah untuk sinergik mengabarkan kabar baik ini (Swasembada gula dari SBB) kepada masyarakat.
Seperti yang diketahui bersama, dalam rangka pencapaian target swasembada gula, Kementrian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) SBB tengah fokus dalam mengembangkan investasi pembangunan idustri gula .
Pemkab melalui Bupati telah melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) Selasa 10/07/2018 dua peken kemarin dengan PT. Hermes Seram Indonesia (HSI) yang disaksikan oleh Sekretaris Jenderal Kementan, Syukur Iwantoro selaku Ketua Tim Upaya Khusus (Upsus) Percepatan Investasi Industri Gula, Sapi dan Jagung.
Untuk diketahui, pabrik gula yang akan dibangun ini investasinya sebesar US$ 125 juta dan bisa menyerap 5.000 tenaga kerja. Pabrik tersebut akan beroperasi pada tahun 2020.**(DK)