Jadi Pusat Distribusi Logistik , Wagub Minta Masyarakat Dukung Maluku Integrated Port

Ambon ,- CENGKEPALA.COM , Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath , meminta seluruh masyarakat Maluku, untuk mendukung pengembangan Maluku Integrated port. Karena Maluku akan menjadi pusat ekonomi bagi wilayah timur.
Hal ini disampaikan Wagub di saat melaksanakan Safari Ramadhan di kecamatan Kairatu, Kabupaten SBB pada 16 Maret lalu.
Menurut Wagub, Rencana pengembangan Pelabuhan Ambon Terpadu menjadi Maluku Integrated Port , tentu merupakan sekedar pengembangan luasan areal pelabuhan saja . Namun Maluku Integrated Port yang akan dibangun di Wisarisa, Kairatu , Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) , akan menjadi pusat Distribusi logistik.
Apalagi, Maluku integrated port telah resmi masuk ke dalam proyek strategi nasional (PSN) pemerintah pusat periode 2025-2029 , yang telah ditandatangi Presiden RI ,Prabowo Subianto bersama 76 PSN laainnya.
Vanath mengungkapkan, fungsi pelabuhan utama Yos Sudarso di Kota Ambon hanya akan menjadi pelabuhan penumpang, tidak lagi dimanfaatkan untuk peti kemas. Dimana nantinya, peti kemas itu semuanya akan pindakan ke Maluku Integrated port.
” Semua peti kemas itu akan dipindahkan ke pelabuhan Waisarisa, sehingga ketika itu menjadi pelabuhan terintegrasi. Maka wilayah timur termasuk Papua , seluruh logistik dengan menggunakan peti kemas akan berpusat di kabupaten SBB, tidak lagi melalui pelabuhan di surabaya,” ungkap Vanath.
Sehingga kedepan lanjutnya , Maluku integrated port akan menjadi pusat distribusi logistik di Indonesia bagian timur. Bahkan untuk kabupaten/kota di Maluku, distribusi peti kemas akan menggunakan kapal jenis Roro . Sehingga peti kemasnya dapat dibawa langsung ke kabupaten/kota yang dituju.
Vanath menambahkan , untuk lokasi Maluku Integrated Port akan dibangun di bekas pabrik plywood PT. Djayanti Group milik Tomy Winata. Namun Gubernur Maluku telah bertemu dengan pemilik PT Djayanti Group dan telah diserahkan ijin penggunaan lokasi untuk pembangunan Maluku Integrated port.
” Kita butuh kurang lebih 500 hektar, karena tidak hanya bongkar muat barang , tetapi aktivitas ekonomi , perikanan , kegiatan industri , distribusi , perdagangan dan pengelolaan logistik akan dipusatkan dalam satu lokasi. Sehingga kedepan, masyarakat Kabupaten SBB secara khusus, dan Maluku secara umum. diharapkan dapat mendukung seluruh proses pengembangan pelabuhan terpadu tersebut,” tutup Vanath. (CP-01)