Ambon, Cengkepala.com – Perencanaan dan evaluasi model pengembangan pendidikan agama Kristen di tahun 2018 menjadi fokus pembahasan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pendidikan agama Kristen.
Humas kantor wilayah (Kanwil) Kemeterian Agama (Kemenag) provinsi Maluku dikonfirmasi media ini, Kamis (23/03) menjelaskan, optimalisasi fungsi KKG, MGMP akan menjadi jaminan mengukur kualitas pendidikan agama yang dikembangkan di seluruh lembaga pendidikan.
Turunan pernyataan optimalisasi fungsi KKG, MGMP tersebut bersumber dari Kakanwil Kemenag Provinsi Maluku, Fesal Musaad saat membuka kegiatan Pembinaan dan Pengembangan KKG dan MGMP Pendidikan Kristen tahun 2018, di Hotal Golden Palace, Rabu (21/3) lalu.
Menurut Kakanwil, mutu pendidikan menjadi gambaran karakteristik menyeluruh dalam pengembangan sistem pendidikan yang diawali dengan Input, Proses, dan output ketiga unsur ini menjadi garansi atau jaminan mengukur kualitas pendidikan. Menajemen sekolah yang baik ditunjang dengan ketersediaan tenaga kependidikan yang berkualitas akan mengantarkan lembaga pendidikan menghasilkan mutu.
Mindset atau cara pandang guru dalam mentransformasikan ilmu kepada siswa harus dirubah yang mulai dari cara pembelajaran di ruang kelas, guru harus tampil menjadi fasilitator memberikan kesempatan kepada siswa ruang belajar. Sebagai tenaga pendidik mereka juga dituntun memiliki kemampuan membangun komunikasi dengan seluruh siswa.
” Kebiasaan ekting di hadapan murid harus ditanggalkan, siswa harus banyak diberikan peran. Kemudian bila ada anak yang bandel jangan dimarahi apalagi dimusuhi, biasakan membangun komunikasi persuasif dengan mereka,” kata Fesal Musaad.
Kakanwil menjelaskan, ujian merupakan fase terakhir dari wujud pengendalian dan aktualisasi mutu pendidikan. Tahapan akhir ini menentukan kualitas sebuah lembaga pendidikan dalam proses penerapan, Input, Proses, sampai ke Output. Berhentilah terlena dengan masa lalu dan gelisahlah dengan masa depan, pendidikan akan menjadi kunci mnjawab rasa kegelisahan kita. Karena tujuan pendidikan adalah melahirkan anak-anak bangsa terkhusus di Maluku memiliki kualitas pengetahuan, agama dan ahlaknya.
” Peserta didik itu ibarat benih atau biji buah Apel, bila benihnya ditanam ditanah yang subur, dirawat dengan baik, ditambah dengan iklim yang mendukung, maka akan menghasilkan buah Apel yang manis. Sebaliknya bila biji tertanam ditanah yang sersang, tak dirawat, maka pohonnya tidak akan berkembang dan berbuah seperti yang kita harapkan,” ujar Fesal Musaad.
Hadir bersama dalam, kegiatan yang diikuti 50 tenaga guru pendidikan agama Kristen di Maluku ini Kepala Bidang Bimas Islam, Drs. Zein Firdaus Kaisupy, Kepala Bidang Bimas Kristen, Nansi Latuheru, M.Si, Kepala Bidang Pakis, Farida Laisouw, M.Pd, dan Kepala Bidang Haji dan Umrah, Hi. Yamin, S.Ag, M.PdI. Serta sejumlah pejabat Eselon IV di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Maluku.** (Rul/ Inmas-ASA).