Karya Terbaru Anggota FLP Maluku Akan Terbit September 2018 Mendatang
Ambon, cengkepala.com – Setelah sukses menerbitkan buku Ketika Hujan Bicara Januari 2018 lalu,
Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Maluku kembali menerbitkan buku Serba-Serbi Mahasiswa Produktif melalui anggotanya, Bakri Tambipessy. Buku coretan Bakri Tambipessy adalah karya kedua anggota FLP Maluku dalam komitmennya Berbakti, Berkarya terhadap Maluku.Sebelumnya, ketua FLP Maluku, Muh Nasir Pariusamahu tampil perdana dengan buku Ketika Hujan Bicara yang berhasil buming di Maluku periode awal 2018 lalu. Selanjutnya Serba-serbi Mahasiswa Produktif karya Bakri akan terbit September 2018 mendatang.
Diakui memang, respon kedua penulis ini mengacu atas minimnya kekaryaan lewat tulisan-tulisan dalam bentuk buku. Sehingga menjadi sorotan serius FLP Maluku agar terus mengoptimalkan perannya sebagai lembaga yang fokus pada tiga hal baca, tulis dan terbit.
Untuk pihaknya, kerja literasi bukan lagi soal menyatakan ekspresi semata, melainkan sebagai kebutuhan pokok guna digiatkan dalam implementasi. Apalagi zaman milenial ini, kita punya tantangan berat dalam menghidupkan daya baca.
“Nah, menjawab tuntutan tersebut, Bakri Tambipessy, anggota kekaryaan FLP Maluku patut menjadi inspirasi bagi kelanjutan usia literasi di tanah basudara ini,” ungkap ketua Humas FLP Maluku Candra Henaulu, Sabtu (14/07).
Dikatakan, Lewat Penerbit Deepublish Yogyakarya bukun karya Bakri yang berjudul Serba-serbi Mahasiswa Produktif segera naik cetak dan diluncurkan awal September mendatang.
Dibeberkan, pelucuran buah tangan anggota FLP yang kedua akan dirangkai dengan diskusi literasi bersama mahasiswa, pegiat literasi lintas komunitas di Ambon. Rencananya akan dibuat dalam suasana santai, dinamis, outdoor.
Sementara itu, Bakri Tambipessy, anggota kekaryaan FLP Maluku yang hendak menerbitkan bukunya tersebut menjelaskan, tulisannya akan menjadi inspirasi bagi mahasiswa agar bisa ngampus tanpa membebani orang tua. Semangat mahasiswa harus bisa kuliah tak gentar.
Kata mahasiswa FISIP Unpatti ini, kadang kita bosan dalam menulis. Tetapi, ketika Allah anugerahkan potensi ini pada kita, maka tak ada kata lain selain menjadikannya candu. Kalau, sudah demikian, maka kondisi apa pun kita akan berusaha.
“Cara menjaga intelektualitas hanya bisa dilakukan dengan membaca dan menulis,” tegasnya.
Untuk diketahui, dalam buku itu, Tampibessy, pria asal Pulau Buano, Kabupaten Seram Bagian Barat menceritakan berbagai hal dalam perjalanannya selama mengikuti jejak mahasiswa S1 sampai sekarang. Selain tips dan trik, tema tentang pengalaman pribadi dan juga beberapa pengalaman konyol dari teman-teman penulis akan memanjakan pembaca pada waktu-waktu senggang.** RUL