Cengkepala

KEBOCORAN PIPA DI WAYAME , 5 OKP DESAK EVALUASI PERTAMINA MALUKU

Sejumlah elemen Organisasi Kepemudaan (OKP) di kota Ambon ini menemui keganjalan dalam peristiwa kebocoran pipa minyak pertamina beberapa waktu lalu di Wayame. Bahkan dikatakan, kebocoran pipa hanyalah drama yang dibuat-buat.

Ambon, Cengkepala.com – Menemukan adanya keganjalan atas peristiwa kebocoran pipa Pertamina di sekitar desa Wayame, rabu 15 Agustus 2018 lalu, sejumlah elemen OKP menggelar konfrensi pers mengecam kejadian tersebut.

Perwakilan Lima OKP saat menggelar konfrensi pers di salah satu rumah kopi, jalan Samratulangi kota Ambon, Senin (21/08).**

Hadir dalam konfrensi tersebut, DPD KNPI Maluku yang diwakili oleh Wakil Ketua Bidang Perencanaan dan Pembangunan Daerah, HMI cabang Ambon dihadiri langsung oleh Ketua Umum M. Ikbal Sowakil, PMII Cabang Ambon dihadiri langsung oleh Hatta Karet selaku Ketua Umum, selain ketua Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) wilayah Maluku Hamid Fakaubun, serta Barisan Muda Maluku Bersatu (BMMB) serta Solidaritas Peduli Rakyat Kecil (STERIL), masing-masing diwakili oleh Sadam Bugis dan M. Holid Namsa.

Mengawali konfrensi pers tersebut, Ketua Umum HMI Cabang Ambon memaparkan sejumlah informasi lapangan terkait kecurigaan masyarakat tentang adanya pembiaran proses penangan tumpahan minyak mentah beku, yang menurutnya kemungkinan jenis aftur.

“Jadi awalnya kami mendapat keterangan dari masyarakat bahwa awalnya minyak ini memang tidak digunakan, lalu Pertamina katanya sudah melakukan koordinasi pemerintah, tapi tidak ada respon cepat. Selanjutnya, minyak tersebut akhirnya tumpah karena aliran pipa bocor, interval waktu kisaran jam 10.00 WIT s/d jam 17.00 WIT tidak ada penanganan dari Pertamina, kami menduga adanya indikasi unsur kesengajaan dalam bentuk pembiaran oleh pihak Pertamina,” terang Sowakil, Selasa (21/08).

Sementara PMII cabang Ambon melalui Hatta Karet menegaskan, agar pihak berwajib segera melakukan pengusutan terkait informasi masyarakat tersebut.

Hatta menambahkan akan ada aksi unjuk rasa untuk mengawal kerugian lingkungan akibat tumpahan minyak pekan lalu.

“Kita akan menguak keganjalan dalam kejadian ini. Jangan main drama yang efeknya merugikan umat,” tegas Hatta.

Dampak kebocoran pipa minyak pertamina Maluku di Wayame.**

Mengenai dampak lingkungan ini, PMMB dan STERIL juga dengan tegas mengecam kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh luberan minyak.

“Tumpahan minyak itu masih ada di permukaan air, beberapa jenis ikan dan belut sudah mati, berikut plankton dan sejumlah makhluk hidup di sekitar ekosistem juga pasti terganggu dan mati, ini jelas harus ada upaya remediasi limbah secepat mungkin dengan teknik pengelolaan tumpahan minyak, tidak boleh dibiarkan berlarut-larut,” tegas Sadam Bugis, ketua BMMB.

Senada dengan ketua BMMB, Holid Namsa, ketua Steril menambahkan, sesuai dengan regulasi pada PP No 101 tahun 2014, PP No 19 tahun 1999 dan UU No 32 tahun 2009 sudah jelas mengatur hal ini, maka Pertamina tidak boleh lambat.

Selanjutnya, FL2MI melalui Hamid Fakaubun meminta untuk peristiwa ini harus dibijaki juga oleh Senator Maluku yang membidangi Energi dan Mineral. Dituturkan, Hamid, termasuk Ibu Mercy Barends untuk merespon masalah ini, jika memang terbukti kinerja Dirut Pertamina tidak baik maka segera evaluasi dan ganti.

Dari DPD KNPI Maluku pimpinan Faisal Saihitua melalui Wakil Ketua Bidang Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Arman Kalean menegaskan akan terus mengawal peristiwa kebocoran minyak mentah tersebut.

“Sudah ada upaya tahapan birokratis juga yang dilakukan kawan-kawan dari LSM KALESANG menyurati kementerian BUMN, selanjutnya diharapkan focus group discussion (FGD) diperoleh sejumlah titik terang terkait persoalan ini,” jelas Kalean.

Seekor belut mati dan terdampar.***

Kalean mempertimbangkan lokasi terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) di Wayame, kalau memang sudah tidak strategis dan berpotensi ancaman yang berikutnya lagi, maka sebaiknya dipindahkan ke wilayah yang lebih luas dan jauh dari kota, di antara Desa Liang dan dan Desa Morela salah satu opsinya.

Dikatakan, dirinya sudah cukup mengatahui hasil riset mengenai kadar limbah di sekitar teluk Baguala. Tidak berlebihan kekhwatiran yang diutarakan tersebut, secara bertahap meskipun sedikit pasti kadar limbah di teluk Ambon akan meningkat, kontaminasi beberapa jenis biota laut pasti akan ada.

“Demi menjaga ekosistem, kelestarian lingkungan di sekitar yang teluk, mengapa tidak ada pikiran untuk pindahkan saja terminal BBM itu,” tutup Kalean.

Adapun tuntutan koalisi mereka sebagai berikut:

1. Segera turunkan anggran yang besar untuk menangani pencemaran lingkungan akibat kebocoran pipa.

2. Usut tuntas adanya indikasi kesengajaan dalam persitiwa tersebut.

3. Copot kepala Pertamina Maluku.

4. Segera buka terminal BBM yang baru di wilayah luar teluk Ambon.

Pantauan cengkepala.com, konfresi pers juga disesaki puluhan kader organisasi-organisasi yang bersatu menyuarakan kasus kebocoran pipa pertamina tersebut .*** Rul

Views: 17