Ketidak Hadiran Presiden, Pattimahu: Ini Tidak Menekan Khidmatnya Pesparani Umat Katholik
Ambon, cengkepala.com – Ketidak hadiran presiden RI Joko Widodo tidak mengurangi kekhidmatan pesata rohani umat Khatolik se-Indonesia di kota Ambon. Bukan alpa, melainkan hanya masalah kesesuaian waktu orang nomor satu di republik ini. Sejumlah acara penting lain mungkin telah diagendakan jauh-jauh hari.
Hal ini ditegaskan Subhan Pattimahu, ketua DPD KNPI Provinsi Maluku, Senin (29/10).
“Jadi murni kesesuaian waktu aja yang mungkin tabrakan dengan agenda lain yang lebih dulu sudah di atur jadwalnya” ungkap Pattimahu.
Pattimahu meyakini, ketidak hadiran presiden tak sedikitpun mengurangi khidmatnya acara Pesparani yang sarat suka cita. Pesparani ini jadi momentum untuk memperkuat kerukunan antar umat beragama.
“Pemuda Maluku jauh-jauh hari sudah menyatakan sikap dukungan bahkan siap mendonasikan dirinya (tenaga) jika sewaktu-waktu diperlukan,” ungkap Pattimahu yang juga ketua AMPG tersebut.
Pattimahu menjelaskan, masyarakat Maluku terkhusus di kota Ambon sudah sangat berpengalaman dalam acara rohani tingkat Nasional.
“Kita pernah suksesi agenda Pesparawi Nasional umat kristen, MTQ Nasional umat Muslim dan kali ini, kita pastikan Pesparani umat Khatolik akan sukses sebagaimana peryaan-perayaan sebelumnya,” pungkasnya.
Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo hanya menyampaikan pernyataan yang diperdengarkan pada pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik nasional pertama 2018, berharap umat Katolik memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
“Saya mengapreasiasi Pesparani umat Katolik untuk memuliakan Tuhan. Saya berharap umat Katolik mampu memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara serta membangun persaudaraan sejati,” katanya dalam pernyataan yang diperdengarkan kepada ribuan peserta dan warga yang menyaksikan pembukaan Pesparani di Lapangan Merdeka Ambon, Sabtu malam kemarin.
Pernyataan Presiden tersebut diperdengarkan sebelum Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan sambutan dan membuka kegiatan yang disebut sebagai “pesta” umat Katolik se-Indonesia tersebut.
Kendati sangat singkat, pernyataan itu mendapat sambutan dan tepuk tangan dari para peserta maupun warga yang memenuhi Lapangan Merdeka.
Untuk diketahui, total peserta 4.804 peserta dari 34 provinsi, penggembira mencapai Tiga ribu lebih, tamu undangan bukan saja pejabat tinggi pemerintah pusat melainkan tamu dari berbagai mancanegara.
Selaku wakil yang diutus presiden, Jonan menyampaikan pesan penting Presiden kepada seluruh umat Katolik, bahwa kebhinekaan yang ada sejak dulu dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote adalah kekayaan paling besar bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan dengan persatuan, kerukunan dan persaudaraan.*** Rul