Kualitas Produksi Minyak Kelapa Kei Besar di Tingkatkan
Langgur, cengkepala.com – Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara (Distan Malra) janji akan mengembalikan kejayaan komoditas kelapa di Kecamatan Kei Besar (Kebes) dengan mendorong produksi minyak goreng di Desa Hollat dan Desa Waurtahait.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara, Seles Bastian Ngamelubun kepada wartawan di Langgur kemarin mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan berupaya mendorong produksi minyak goreng pada dua desa di Kebes. Mengingat produksi minyak goreng dari kelapa itu sudah menjadi ladang usaha warga setempat.
“Coconut oil atau minyak kelapa hasil rumah produksi Desa Hollat dan rumah produksi Desa Waurtahait di pulau Kei Besar kini dapat dijumpai di pasar tradisional di Malra maupun Kota Tual. Untuk itu kita akan dorong demi peningkatan ekonomi warga setempat”, ujarnya
Ia menyatakan, upaya Disntan mengembalikan kejayaan minyak kelapa di Kebes sudah realisasi sejak bulan Maret dengan mendorong percepatan pengolahan buah kelapa menjadi minyak goreng. Sasaran utamanya pada semua kecamatan di wilayah pulau Kebes, dimana komoditas kelapa tersebar merata di seluruh pulau.
“Ini merupakan aset ekonomi yang sangat potensial untuk mendongkrak dan meningkatkan ekonomi rakyat di pulau Kebes,” katanya
Menurut dia, dua rumah produksi minyak kelapa di Kebes yakni Hollath dan Waurtahait sudah beroperasi dengan menggunakan mesin, yang merupakan bantuan dari APBD maupun APBN. Dengan jumlah enam titik rumah produksi yang akan dikembangkan di pulau Kebes dan satu titik sebagai penyangga di pulau Keke (Kei Kecil). Dan sampai dengan saat ini, produksinya secara rutin telah dilakukan oleh dua rumah produksi tersebut, dan sudah mulai dipasarkan secara tradisional di wilayah Langgur dan Tual.
“Upaya memasarkannya kami lakukan dengan memanfaatkan perkembangan IT baik dalam bentuk Aplikasi serta pemanfaatan media sosial,” ucapnya
Selain dapat memasarkan secara langsung, tambah dia, petani pun dapat menjual kepada koperasi pada Distan sehingga petani tidak perlu memikirkan pemasaran dan hanya fokus pada kegiatan produksi. Selain itu, kendala yang dihadapi pada terletak pada kebiasaan masyarakat yang cenderung memanfaatkan minyak sawit, padahal ada minyak kelapa hasil produksi sendiri, walaupun dia akui, dari sisi kualitas hasil produksinya belum maksimal, tetapi hal itu tidak menyurutkan pihaknya untuk terus berusaha mendorong peningkatannya.
“Kita memang mengalami masalah dari segi kualitas, tetapi kami akan terus berupaya untuk mendapat produk minyak goreng yang sesuai standar nasional,”pungkasnya.***AS