Kuat Laporan, Raja Negeri Riring SBB Indikasi Selewengkan Anggaran Dana Desa

Ambon, cengkepala.com – Raja Negeri Riring kecamatan Taniwel, kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Welem Supulatu diduga telah menyelewengkan Dana Desa (DD) selama dirinya menjabat. Dana Desa tahun anggaran 2016 lalu diketahui besarannya Rp. 1,8 M di gunakan untuk membangun Kantor Desa. Namun realitas dilapangan, kantor yang dibangun sejak tahun 2016 itu, tak kunjung selesai sampai sekarang. Belum selesai kantor, di tahun 2018 juga di bangun Balai Desa. Bernasib seperti kantor desa, Balai desa itu pun tak diselesaikan pula.
“Untuk balai desa yang dibangun hanya pondasi dan beberapa tiang. Tidak ada Transparansi pemdes atas tiap dana yang dikucurkan,”cetus Marthin, salah satu warga negeri Riring yang ditemui di Ambon Rabu (26/09).
Selain pembangunan kedua Gedung tersebut yang tidak dituntaskan, tidak adalagi pembangunan yang bersumber dari Dana Desa, karena masyarakat tidak mengetahui pengelolaan Dana Desa itu.
Bahkan untuk kebutuhan mendesak misalnya bencana longsor di Negeri tersebut tidak mendapatkan perhatian dan sentuhan bantuan dari Desa/Negeri. “Anehnya lagi struktur Pemerintahan di Desa juga masih belum begitu baik dimana meskipun Raja telah definitif,” ungkapnya.
Diakatan, sejumlah infrastruktur milik Negeri yang terletak di daerah pegunungan Kabupaten SBB itu , masih jauh dari kata memuaskan, dimana jalan penghubung antara Negeri Buria dan Riring masih amburadul sehingga masyarakat memilih berjalan kaki, ketimbang menggunakan kendaraan,semetara jalan di dalam Desa/Negeri pun belum dibangun.
Menurut Marthin, Raja pernah membeli infokus dan televisi untuk Negeri/Desa yang digunakan untuk menonton perhelatan Piala Dunia Rusia 2018 lalu, tetapi setelah selesai iven tersebut perangkat elektronik tersebut malah dibawah masuk lagi kerumahnya.
Terkait Permasalahan di Desa itu, Raja Riring pernah menyatakan bahwa, masalah-masalah didesa itu sudah pernah diberitahukan kepada wartawan dan Kejaksaan, tetapi tidak ada satupun aparat yang berani datang ke Desa itu, diduga pernyataan Raja ini hanyalah untuk menggertak dan untuk menakut-nakuti warga agar tidak melakukan pengaduan terhadap aparat yang berwajib.
Diungkapkan Marthin, di Desa tersebut juga pernah dibangun saluran air bersih tetapi tidak dapat digunakan hingga kini. Penyebab tiidak digunakan fislitas yang didani dengan DD tersebut karena tidak maksimal pengerjaan yang akhirnya tidak layak digunakan.
“Masyarakat langsung mengambil Air bersih dari sumbernya, bahkan Desa Riring yang dihuni oleh kurang lebih 200 KK dengan jumlah penduduk 1000 jiwa, tidak ada dilakukan program pemberdayaan Masyarakat, berupa penanaman bibit cengkeh maupun pemeliharaan hewan ternak atau sejenisnya,” Akui Marthin.
Selain itu lanjutnya, Raja pernah membeli dua buah sepeda motor tetapi digunakan oleh Raja dan operatornya, bahkan Ia pernah menyampaikan bahwa PT.PLN akan memasang instalasi listrik di rumah warga dengan biaya Rp.1,2 Juta per KK, yang akan ditanggulangi oleh pihaknya (Pemedes) tetapi hingga saat ini yang sudah ada hanyalah tiang listriknnya tetapi listriknya tidak ada.
Hingga kini masyarakat di negeri Riring yang letaknya di pegunungan SBB, masih menunggu janji-janji pembangunan di Negeri tersebut dari Dana Desa yang diperuntukan bagi Pembangunan Desa.** Nick