Mengenal Nona Ambon Cintya Kastanya Host Jejak Petualang Trans 7 – Part 1

Ambon, cengkepala.com – Film pencarian terakhir yang mengisahkan sekelompok anak muda, pendaki yang tersesat di Gunung Sarangan akibat dari pengaruh kekuatan supranatural dari lokasi yang misterius dan terkenal angker itu, adalah fenomena Gunung dan hutan di Indonesia masih kental dengan nuansa magisnya.

Cintya Tengens Kastanya saat di puncak Himalaya, Nepal.*** foto/istimewa

Pasalnya kejadian supranatural tersebut, pernah dialami langsung oleh, Nona Ambon, Cintya Tengens Kastanya saat menjalankan tugasnya, sebagai presenter dari salah satu TV swasta nasional yakni Jejak Petualangan di Trans7.

Menurut penuturan putri bungsu, dari pasangan Haygel Tenges dan Hilda Kastanya itu, saat dirinya diundang sebagai tamu dalam acara “bukan empat mata” di Trans 7 itu.

Ia mengisahkan pengalamannya kepada presenter Kawakan, Tukul Arwana.

“Saat Saya berjalan berjanan bersama kru, mendaki Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat, ditengah perjalanan ada sebatang pohon tumbang di tengah jalan, sehingga posisi pohon itu, merintangi jalan, saat itu tiba-tiba, Saya melihat ada seorang laki-laki tertawa pada Saya ” beber Chintya.

Cintya Tengens Kastanya bersama komedia papan atas, Tukul Arwana.** foto/istimewa

Cerita Chintya itu, kemudian ditanggapi Tukul dengan bercanda “Kalau dia tertawa berarti dia mempersilahkan, kalau marah berarti melarang,” coleteh Tukul dengan gaya jenakanya.

Belakangan, ketika peristiwa itu ditanyakan ke teman-teman kru (Jejak Petualang) tidak ada satupun yang mengaku, tertawa dengannya.

Bahkan menurut Mereka, saat itu Gadis yang terkenal pemberani itu, berada di depan rombongan timnya, sehingga dipastikan, sosok laki-laki yang berbagi tawa dengannya adalah Jin atau setan penunggu hutan di Gunung Tambora tersebut.

Selanjutnya, setelah menggapai puncak gunung berapi yang pernah meletus dahsyat di tahun 1817 itu, tim Jejak Petualangan tidak langsung kembali, Mereka malah merangsek turun ke kawah/ Kaldera yang berada di tengah gunung yang bernama Doro Api Toi.

Dari informasi yang diberhasil dirangkum, untuk mencapai puncak tertinggi di Indonesia itu, Cintya bersama teman-temannya membutuhkan Waktu 12 jam, Puncak Cartenz yang dikenal memiliki salju abadi dan kondisinya cuacanya sangat ekstrem sehingga berdampak menguras tenaga pendaki, karena sangat dingin merupakan tantangan yang berat, selain itu keadaan makin parah ketika para pendaki tidak menemukan tempat untuk berlindung.

Akibatnya, puluhan pendaki yang ikut bersamanya langsung bertumbangan, hanya empat orang termasuk Cyntia sendiri yang berhasil menggapai puncak Cartenz tersebut.

Cintya Tengens Kastanya bersama crew jejak petualang trans 7** foto/istimewa

Pencapaian Gadis yang memiliki hewan peliharaan yang unik itu, mencatatkan dirinya sebagai, Wanita pertama Maluku yang berhasil menaklukan puncak yang berada di Provinsi Papua tersebut.

Alumni perguruan tinggi di London School Public Realtion (LSPR) di Jakarta Ini , juga mahir dalam bidang panjat tebing, ini dibuktikan saat Cintya didaulat untuk menjadi instruktur panjat tebing, pada kegiatan “Sekolah Panjat Tebing dan Vertikal Rescue” yang digagas oleh Federasi Panjat Tebing Indonesia(FPTI) Maluku yang diketuai oleh, Asiz Tunny.

Pada kegiaatan yang berlangsung di Desa Liang itu, Cintya terlihat mempraktekan cara memanjat tebing karang. Gadis yang pernah masuk 10 besar, kontes Miss Selebrity ditahun 2017 itu, sangat menggemari petualangan di alam terbuka, seperti sungai dan pantai tercatat sejumlah sungai di Kalimantan juga dijajalnya.*** (Nick)

Views: 61