Cengkepala

Pendamping Desa di SBT Naikan Taraf Hidup Masyarakat 13 Desa, 8 Desa Konsisten

Bula, Cengkepala.com – Gayuh bersambut kata, sebuah kalimat sederhana menggambarkan keberhasilan akan sinergitas kepentingan pemerintah dan kesejahteraan masyarakat desa. Pendamping desa di kecamatan Bula Barat, kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) dalam kurung waktu Dua tahun terakhir berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat 13 desa dan  delapan desa diantaranya konsiten di atas rata-rata.

Pemanfaatan dana desa 2 tahun terakhir di Kecamatan Bula Barat mengalami peningkatan drastis yang mana pada tahun 2015 rujukannya pada kegiatan pembangunan, sedangkan tahun 2016 – 2017 mulai meminimalisir ke sektor pemberdayaan.

Hal ini disampaikan koordinator pendamping desa untuk kecamatan Bula Barat, Abdu Rachman Rumday, Sabtu (17/02).

“Dianggarkan sedikit walupun dalam limit 40% di tahun 2017 ini kita sudah banyak mengalokasikan ke sektor pemberdayaan,” sebut Rumaday.

Foto bersama dalam acara panen raya jagung perdana bersama Bupati**

Dikatakan, pemanfaatan Dana Desa (DD) oleh pemerintah desa di kecamatan Bula Barat kini mengalami peningkatan yang efektif pada sektor pemberdayaan, sebagaimana untuk merubah taraf hidup serta kenaikan perekonomian masyarakat.

“Sebagaimana yang disampaikan bupati bahwa di tahun 2018 ini kita hrus menjadikn sektor pemberdayaan harus 70%, dan pembangunan diminimalisir menjadi 30% itu mulai menampakan wujudnya di kecamatan kami,” ungkapnya.

Ia mengakui, dari 13 desa pada kecamatan Bula Barat, ada 8 desa mengungguli kegiatan pemberdayaan menjdi sektor utama diantaranya desa jembatan basah yang kita surplai sebanyak 220 juta untuk kegiatan penggarapan lahan, pemagaran lahan, hingga penanaman lahan hingga membuahkan hasil meskipun dari 200 hektare yang ditargetkan, sekitar 37  hektare lahan panen.

Koordinator Pendamping Desa Kecamatan Bula Barat Saat Memberikan Laporannya.**

“Semetara sektor pemberdayaan lainnya dapat terukur di negeri Banggoi sekitar 100 juta untuk pembongkaran lahan, penggarapan, penanaman,” cetus Rumday yang juga ketua panitia panen raya jagung beberapa waktu lalu.

Dari sejumlah proggram yang dicetus katanya, capaian yang didapat terutama dalam sektor tanaman pangan, misalnya sayuran telah mendaptkan hasil maksimal, sekitar 100 juta dana yang di keluarkan kurang lebih 300 juta, begitupun dengan ngerei Jembatan Basah pengeluarannya 200 jt, tetapi dari hasil panen kemarin targetnya mencapai 750 jt dari 37 ha yang dipanen, sementara di negeri Akijaya saat ini gencar dengan sektor perikanannya, yang juga menjadi investor terbesar untuk pasar di pusat kabuapaten, kota Bula.

Selanjutnya, kata dia, dana desa di thn 2017 pencapaian dari negeri Waisamet sektor pembangunannya digunakaan untuk jalan poros desa 5 km dananya sebesar 500 juta dan sisanya diswadayakan disektor pemberdayaan yaitu menjadikan desa sebagai sentral produk buah naga yg mulai brkembang saat ini.

“Kedepan kita menyuplai dana ke Akijaya swbagaimana lewat hasil musyawarah kemarin kurang lebih 300 juta untuk pengembangan sektor pemberdayaan dalam hal perikanan, dari sektor pembangungan, dana desa dipakai sekitar 2 km untuk jalan usaha tani, bersamaan dengan jalan poros desa, pencapaiannya sekitar kurang lebih 20 gorong-gorong,” jelasnya.

Jagung diatas lahan 100 Hektare

Untuk wilayah Negeri Sumber Agung ditargetkn menjadi wilayah suplayer pembuaatan kalung, sepatu, lewat Badan Usaha Milik Desa (BumDES) yang dialokasikan sebesar 290 juta, serta daerah Negeri Selohan sudah ada pengadaan spit kurang dari 24 unit.

Dikatakan, rencananya akan dibuka penambahan lahan jagung sebesar 250 ha di jembatan basah, kemudian di negeri Selohan juga ada penambahan sekitar 150 ha lahan, daerah sumber agung juga demikian sekitar 100 hektare, selanjutnya di banggoi sekitar 50 ha penambahan lahan, dan banggoi pancoran sekitar 50 ha, serta dreambell hill sekitar 150 ha, sehingga target kita kedepan sekitar 1000 ha lahan jagung di thn 2018, dan akan dikemas 2 desa dengan produk unggul perikanannya yakni akijaya dan bangoi pancoran untuk lebih efektif dengan cara pengadaan spit, pembuatan rompung sekitr 50 unit, yg dikelola langsung oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). di Waesamet juga akan ditambahkan lahan padi sekitar 50 ha.

“Dengan sejumlah target proggram dan separoh hasil yang telah ditunai saat ini, kedepan nanti Pemerintah Daerah (Pemda) dapat menyiapkn investor utk memfull-up seluruh hasil prtanian, dan membantu dalam meminimalisir hama-hama yg ada dengan cara pemagaran dan sebagainya, serta ada sentuhan langsung dari Pemda untuk pengembangan kelompok tani lewat sektor dana desa agar lebih efektif dan efisien,” pungkasnya.** (Baim)

Views: 0