Perampokan Sistematis di PD Panca Karya, Ketua Dewan Pengawas “Telanjangi” Afras dan Kroninya
Moenendar : Mereka Melakukan Pertemuan Di Hotel-Hotel Untuk Merampok Uang Perusahaan.
Ambon, Cengkepala.Com – Setelah dipimpin oleh Afras Pattisahusiwa manajemen Perusahaan Daerah Panca Karya sangat Amburadul. Pasalnya Pattisahusiwa menerapkan sistim koncoisme dan familiisme di kantornya, dimana ada banyak sanak saudara dan teman dari Direktur itu saat duduk memangku jabatan strategis di perusahaan ber-pelat merah tersebut.
Bahkan bukan hanya jabatan strategis yang dicaplok oleh Pattisahusiwa dan kroni-kroninya, tetapi juga adanya juga pencurian dan perampokan uang negara di perusahaan itu yang dilakukan secara terstruktur layaknya sebuah sindikat di dunia kejahatan, karena pos anggaran dan laporan keuangan diatur sedemikian rupa sehingga tidak terdeteksi adanya terjadi kecurangan.
Permaianan kotor Pattisahusiwa ini, secara blak- blakan dibongkar oleh Ketua Dewan Pengawas PD Panca Karya, Ruri Moenandar.
“Menurut saya, yang telah dilakukan oleh Dirut Pattisahusiwa ialah Nepotisme yang termasuk dalam KKN. Pasalnya Adik, saudara-saudara dan orang-orang terdekatnya sudah dipekerjakan secara beramai–ramai di perusahaan ini,” ungkap Moenandar kepada media ini di ruang kerjanya Rabu (21/03/2018) kemarin.
Kekecewaan Moenandar makin menjadi-jadi setalah Ia mengetahui bahwa orang–orang yang ditempatkan Pattisahusiwa di Perusahaan yang berkantor di jalan Dr.Setiabudhi itu juga melakukan Kolusi dan Korupsi untuk merongrong keuangan perusahaan untuk mencuri dan merampok uang kantor. Mereka melakukan pertemuan secara sembunyi-sembunyi di hotel-hotel dan merapatkan strategi untuk mencuri uang tersebut da mengaturnya agar tidak diketahui pada saat pelaporannya.
“Cukup sudah, saya sudah lelah dengan semua ini,” ujar Moenandar bernada gusar.
Menurut Moenandar, persoalan ini telah dilaporkan ke Pemerintah Provinsi Maluku dan DPRD Maluku namun hingga kini tidak ada respon dari lembaga eksekutif dan legislatif tersebut.
“Semestinya sebagai pemangku jabatan dan pengambil keputusan, mereka harus segera mengambil tindakan tega terhadap pencurian uang negara yang tengah berlangsung di BUMN pelat merah tersebut. Pertanyaannya mengapa sampai persoalan ini dibiarkan sampai berlarut-larut,” bebernya.
Moenandar mengungkapkan, dirinya sangat kecewa denga sikap Pemprov Maluku dan anggota DPRD Maluku yang sangat lamban dalam bertindak. Padahal persoalan defisitnya keuangan PD Panca Karya karena dirong-rong oleh Dirut dan kroni – kroninya sudah menjadi rahasia umum.
Mau tak mau persoalan kisruh dan defisit pada manajeman PD Panca Karya juga berimbas pada pegawainya, dimana ada sekitar 200 karyawan yang telah bekerja pada perusahaan itu juga terkena dampaknya.
“Untuk itu saya minta supaya Mereka- Mereka yang mencuri uang kantor, untuk segera mengembalikannya, supaya kami bisa kembali menghidupkan kantor ini. Hutang kantor ini sudah mencapai milyaran rupiah. Belum lagi hak-hak pegawai tidak dibayar, jasa produksi, bonus serta serta jaminan sosial tenaga kerja dan kesehatan BPJS, uang kematian, pesangon tidak dibayarkan,” keluh Moenandar.
Karena itu, akibat defisit dan kekisruhan manajemen Perusahaan Daerah yang telah berdiri sejak tahun 1962 tersebut, maka para pegawainya telah bersepakat dan menandatangani surat pernyaaan untuk melakukan aksi bersama, yakni turun kejalan untuk berunjuk rasa terhadap manajeman PD Panca Karya yang sarat KKN itu. Sejumlah pegawai berharap untuk segera dilakukan perbaikan terhadap manajemen PD Pancakarya.
Hingga berita di publis, Dirut PD Panca Karya Afras Pattisahusiwa dihubungi oleh media ini lewat saluran telepon selulernya, tidak terhubung.*** (Nicko)