Piter Tejakusuma Kontraktor Proyek Drainase di Londe Main “Gila”
Warga minta kadis PU lakukan pemutusan kontrak. Warga trauma dengan musibah di Londe setahun silam akibat sistem drainase di wilayah tersebut tidak normal.
Dobo, cengkepala.com – Proyek Drainase Dusun Londe kecamatan Sir-Sir mangkrak. Padahal proyek yang dikerjakan sejak tahun 2017 oleh CV. MEGA PESADA PERMAI menelan biaya ratusan juta rupiah dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kepulauan Aru, Sabtu (07/10).
Piter Tejakusuma alias Timber diketahui yang memenangkan tender tersebut. Menggunakan bendera CV. MEGA PESADA PERMAI, Piter mulai melakukan pengerjaan sejak tahun lalu dengan anggran sebesar 600.000.0000 (Enam Ratus Juta) sekian.
Perihal mangkraknya pengerjaan proyek Drainase tersebut, menjadi perhatian masyarakat Londe dan sekitarnya. Pasalnya, di wilayah tersebut, sangat membutuhkan sitem drainase tersebut.
“Ini Sangat di sayangkan karena proyek tersebut belum juga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat karena pekerjaan yang telah dikerjakan sejak tahun 2017 namum sampai dengan saat ini belum juga selesai,” ungkap Nikanor Laisoka, tokoh masyarakat kecamatan Sir-Sir.
Laisoka mengakui, sang kontraktor Piter Tejakusuma hanya diam seakan pekerjaan tersebut sudah selesai dikerjakan.
“Pekerjaan tersebut baru dikerjakan kurang lebih 60% karena sesuai dengan kontrak proyek drainase tersebut harus dikerjakan kurang lebih 800 meter namun kenyataan dilapangan baru dikerjakan kurang lebih 400 meter,” akui Laisoka.
Laisoka menjelaskan, bagian yang paling diharapkan warga ialah dua jalur pembuangan kelaut. Kedua wilayah itu sama sekali belum dikerjakan sehingga dirinya berharap agar sang kontraktor segera menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Paslanya, Dusun Londe akan mengalami banjir seperti tahun 2017, akibat sistem drainasi tidak ada.
Dirinya berharap kepada pemerintah daerah agar bisa melihat para kontraktor yang tidak serius dalam melaksanakan pekarjaan fasilitas umum.
“Kalau bisa di black list (garis tebal) agar tidak perlu lagi diberikan proyek karena kontraktor semacam ini hanya menghabiskan uang daerah,” tandasnya.
Lanjut laisoka bahwa dirinya sangat berharap kepada dinas terkait agar segera turun ke lapangan untuk melihat langsung pekerjaan proyek tersebut, karena menurutnya proyek itu diduga dikerjakan tidak sesuai Bestek karena, baru saja dikerjakan namun sudah mengalami kerusak katanya.
Terkait dengan persoalan ini sang kontraktor yang dihubungi selulernya menjelaskan bahwa dalam waktu dekat ini pihaknya (Timber) segera menyelesaikan pekerjaan Drainase tersebut.
Namun kenyataannya sampai hari ini pekerjaan tetsebut belum juga diselesaikan sesuai dengan pengakuan sang kontraktor beberapa bulan lalu.
Menutup keterangannya, Laisoka tegaskan agar kepala dinas PU melakukan pemutusan kontrak agar kontraktor lain bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sementara sang kontraktor dengan perusahannya harus mengganti rugi atas kerugian akibat perbutannya.
“Ketegasan ini karena mengingat musim hujan sudah mendekat kalau tidak kami warga Dusun Londe akan mengalami banjir seperti tahun kemarin,” kuncinya.** Janes