Tepis Isu Provokatif Jelang Pilgub, Ketua PSI Malteng Ajak Tinggikan Nilai Hidup Orang Saudara

Masohi, Cengkepala.com – Ketua DPD Kabupaten Maluku Tengah Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ali Tihurua mengajak seluruh pihak untuk mengembangkan dan menyebarkan politik sehat jelang pemilihan serentak kepala daerah Juni mendatang.
“Bukan saling hujat atau saling menyindir di media sosial (medsos) yang dapat mebuat keretakan hidup orang saudara di Maluku,” ungkap Tihurua, Minggu (28/01) melalui siaran persnya.
Tihurua mengakui, dirinya miris dengan sejumlah oknum yang sengaja menyebar informasi yang kesannya memprovokasi masyarakat di media sosial jelang pemilihan serentak. “Sebagai anak muda yang nekat menggeluti totalitas dunia politik saat ini, Saya mengajak untuk tinggikan nilai kearifan lokal hidup orang saudara dalam menyikapi pilihan politik,” tegas mantan pengurus PB HMI itu.
Dikatakan, cara-cara berpolitik yang baik harus dikembangkan oras ini. Dan itu merupakan tanggung jawab bersama demi memperkokoh nilai-nilai ke-Indonesia-an terlebih nilai kerafian lokal orang Maluku.
Ditambahkan, Partai Politik (Parpol), kata dia, harus melakukan regenerasi kader dengan bimbingan yang sehat pula. Mereka harus merekrut anak muda yang potensial, baik secara intelektual maupun potensi lainnya. Kepada anak-anak muda itulah citra politik yang terlajur miring akan dikembalikan.
“Politik itu bukan ruang hitam putih, dalam arti antara kalah dan menang. Nah yang bisa merasionalisasi hal ini adalah anak muda,” endusnya.
Dia menambahkan, kehadiran pemuda merupakan suatu harapan yang besar di tengah-tengah sinisme kekecewaan terhadap kinerja parpol. Anak mudalah yang nanti menyalakan lilin ketimbang mengutuk kegelapan politik.
“Kami di PSI mendorong anak muda baik berkiprah di dunia politik. Bagi kami selain politik sebagai jalan juang, kami beragapan politik akan mendewasakn kita dalam bernegara ” kata Tihurua.
Menutup siaran pers dalam menyikapi sejumlah isu provikatif di media sosial, Tihurua mengajak pemuda untuk tidak menhindari partai politk. Melainkan harus didekati dengan masuk ke dalamnya. Pasalnya, parpol adalah pilar utama alias tulang punggung utama demokrasi.
“Jika banyak pemuda baik dalam parpol dengan sistem pengkaderan yang baik, maka dapat dijamin stigma miring perihal Parpol dan politik akan diluruskan. Bahkan kecil kemungkinan ditemui bahasa-bahasa provokatif dalam media sosial,” pungkasnya.** (Barlin)