Terumbuh Karang Konservasi Terancam Punah di Kei Kecil Malra
Langgur, cengkepala.com – Keindahan dan keberadaan terumbuh karang di kecamatan Kei Kecil, kabupaten Maluku Tenggara terancam punah. Hal ini disebabkan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pemeliharaan ekosistem laut, serta maraknya pengeboman ikan secara ilegal.
“Ya, kalau masyarakat tidak punya kesadaran untuk menjaga ekositim laut seperti terumbu karang, maka dampaknya memang fatal. Terumbuh karang terancam punah, karena adanya pengeboman secara ilegal,”kata Ketua World Wide Fund For Nature (WWF) Kabupaten Maluku Tenggara, Andreas Hero Ohoiulun di Langgur pekan kemarin.
Menurut dia, terumbuh karang di kei Kecil saat ini cukup mengkhawatirkan, karena tingginya aktivitas pengeboman ikan yang dilakukan oleh masyarakat. Nah, perilaku tidak terpuji seperti ini, lanjut dia, akan berdampak buruk bagi perkembangbiakan terumbuh karang maupun ekisistem lainnya.
“Kita tau sendiri kan, perkembang biakan terumbu karang memerlukan waktu yang cukup lama. Untuk itu harus dijaga dengan baik. Dan hindari aktivitas penangkapan ikan dengan cara yang tidak sesuai, sehingga tidak berdampak pada rusaknya ekosistem laut di daerah ini,”imbuhnya
Bahkan, kata dia, sesuai pengamatan WWF pada tahun 2015 telah menunjukkan rata-rata tutupan karang keras di kawasan konservasi Kei Kecil. Hanya sekitar 30 persen terumbuh karang yang masih ada. Olehnya itu, ia berharap,ditengah gencarnya pemerintah mempromosikan pariwisata Kabupaten Maluku Tenggara, ada keluhan tersendiri dari para turis yang melakukan kunjungan di daerah ini, khususnya keindahan wisata bawah laut.Untuk itu, WWF Maluku Tenggara selalu mendorong pemerintah selaku pemangku kepentingan, untuk mengambil langkah cepat demi menyelamatkan ekosistem laut di daerah ini.
“Misalnya saya ambil contoh dari sisi pariwisata, tamu-tamu yang datang itu sudah mulai kecewa, karena promosi kita luar biasa, semua yang kita kirimkan itu indah, cantik, surga, tetapi ketika mereka datang, betul dipermukaannya bagus, pantainya bagus, tetapi ketika mereka melakukan penyelaman, hanya melihat 30 persen. Jadi mereka bilang enggak lagi deh ke Kei, udah jauh, buang uang banyak, pulau seribu masih lebih bagus” ujar Hero.
Dengan demikian, ia menghimbau kepada pemda Malra milihat masalah ini. Sebab wilayah Maluku cukup luas, tantangan kedepan cukup berat untuk mengurus kawasan konservasi perairan sehingga diperlukan dukungan dari semua pihak demi terpeliharanya ekosistem laut Maluku, dan lebih khususnya Maluku Tenggara tetap terjaga dan terus lestari.
“Jadi kalau, mau turis terus datang di daerah ini? Maka mari kita jaga semua keindahan alam di daerah ini dengan baik, agar sebutan surga tersembunyi tidak hilanf dari ingatan para wistawan lokal maupun mancanegara,”tandasnya. (AS)