Wakano Aktivis GMMJ Akui Terima Uang 25 Juta Serta MoU Beasiswa Dari Pemkab SBB
Ambon, cengkepala.com – Muncul bukti baru kasus pemotongan 1,5 Anggaran Dana Desa (ADD) di kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Bukti itu datang dari salah satu pemuda Kabupaten SBB, Irfan Wakano yang mana telah mengaku menerima imbalan 25 Juta dan perjanjian beasiswa yang diduga diberikan oleh pemerintah kabupaten SBB.
Uang sebesar 25 Juta tersebut diharapkan, Wakano bersama teman-temannya di Gerakan Mahasiswa Maluku Jakarta (GMMJ) mengurungkan niatnya untuk melanjutkan aksi demonstrasi menyoal dugaan pemotongan ADD 1,5.
Irfan Wakano sendiri adalah putra asli kabupaten SBB yang tengah menuntut ilmu di salah satu Universitas di Jakarta. Dirinya dikenal karena keberaniannya dengan mengarahkan massa menduduki kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia di Jakarta.
Nama Wakano makin melambung saat sejumlah media local menerbitkan keterangannya dalam menguak kasus dugaan pemotongan 1,5 persen di SBB. Tidak hanya itu, dengan lihai Wakano berhasil menggait sejumlah media online local Jakarta untuk menerbitkan semua aspirasinya.
Tentu saja, setiap pergerakan pemuda asal negeri Hualoi ini tersebar secara massif selam dua bulan terakhir.
Ternyata, Wakano punya target dan kepentingan pribadi selama masa pergerakannya. Demi mendapatkan kepentingannya tersebut Wakano membawa organisasi Gerakan Mahasiswa Maluku Jakarta (GMMJ) untuk melancarkan aksinya.
Namun tamat episode perjuangan Wakano dalam mengawal kasus dugaan Tipikor pemotongan ADD 1,5 persen di Kabupaten SBB. Wakano dikunci gerakannya dengana uang senilai 25 Juta dan iming-iming beasiswa.
Ketahuan akan adanya transaksi 25 juta tersebut karena Wakano terjebak saat berkomunikasi dengan salah satu wartwan online di Maluku.
Dikronologikan upaya mendaptkan kepastian informasi adanya transaksi 25 Juta dari pihak Pemkab SBB kepada Wakano selaku coordinator aksi Gerakan Mahasiswa Maluku Jakarta (GMMJ) ;
Pada tanggal 13 Juli 2018 informasi tersebut sampai di meja redaksi salah satu media online. Mengetahui adanya transaksi itu dan ditunjang pula dengan gagalnya aksi demonstrasi Wakano yang direncanakan akan digelar pada pekan tersebut, wartawan langsung menghubungi Irfan Wakano melalui massager.
Membuka komunikasi dengan pertanyaan “Sekarang dimana,”. Tidak menunggu waktu lama, Wakano menelfon wartwan untuk bertemu.
Komunikasi melalaui via tlf berkahir dengan janjian bertemu di salah satu rumah kopi di Jalan Samratulangi usai sholat magrib atau sekira pukul 18:30 WIT. Wakano saat itu didampingi salah satu rekannya. Pertemuan tersebut untuk menjelaksan langsung asbab aksi demonstrasi itu dibatalkan.
Kepada wartawan, di beranda rumah kopi tersebut, Wakano menceritakan ; dirinya dijanjikan behasiswa bersama kelompoknya oleh Pemkab SBB. Wakano juga berharap wartwan bersinergik dengan pola pikirnya untuk membagi hasil uang tutup mulut tersebut.
“Kira-kira abang mau berapa,” Tanya dia .
Pertanyaan Wakano itu tidak dibalas wartawan dan memilih bubar dan melanjutkan komunikasi melalui chating massager dan SMS. Alasan wartawan menggunakan chat massager dan SMS karena saat itu tidak ada alat perekam. Massager dan SMS menurut hemat wartwan bisa menjadi bahan bukti komunikasi dengan Irfan Wakano.
Pertemuan di rumah kopi tersebut tidak berlangsung lama. Hanya berlangsung kurang dari 15 Menit.
Sekembalinya dari pertemuan singkat itu, wartwan membuka komunikasi mesatikan uang yang diterima tersebut. Wakano menyatakan benar menerima uang tetapi dan sudah dibagi-bagikan kepada sejumlah rekannya. Sisa uang tersebut masih di ATM.
“Iya bt deng kawan2 sudah bagi2 bang, Bt sg pegang uang, ada di tamang punya ATM,” demikian kutipan ketika wartwan menanyakan kebenaran 25 juta dari Pemkab SBB.
Wartawan kemudian meminta transferan uang sebesar 5 juta rupiah untuk mendapatkan resi transferan sebagai bukti kongkrit. Pesan 5 juta dilayangkan wartawan menggunakan pesan SMS. Meski sudah mengetahui, dirinya (Wakano) tidak menggunakan ATM milik temannya tersebut, wartwan memasakan untuk secepatnya untuk mentransfer hingga pukul 12 : 00 WIT .
Untuk diketahui, saat wartawan meminta tansferan tersebut, wartwan tengah duduk bersama dua saksi kunci yang memberitahu adanya dugaan transaksi 25 juta antara Wakano dan Pemkab SBB.
Pukul 12 WIT Wakano belum memberikan kabar akan transferan tersebut. Irit bicara, wartwan mengingatkan Wakano dengan mengirimkan Massager setiap waktu berlalu, hingga pukul 3:00 WIT.
Akhirnya, wartwan berkesimpulan untuk tetap menggunakan bukti chat yang ada sebagai penguat informasi dalam mengolah berita.
Esok harinya, wartwan menulis dan menerbitkan kembali pernytaan Wakano yang menurut wartwan pernyataan itu tidak akan berlaku surut. Dengan judul wakano-korlap-gmm-geram-proses-hukum-add-di-sbb-buram. Berita tersebut terpublis di headline portal berita cengkepala.com dengan ilustrasi foto Wakano bersama Bupati dengan latar belakang Mapolda Maluku.
Setelah melihat beritanya masih saja dipublis meskipun sudah menerima upah 25 juta, begini tanggapan Wakano : “Heheheh abg ini jang bikin lelucon ooh, bikin adik panik eh, abg seng pake konfirmasi ke bt lai su kasih naik berita eeh, maksud abg bgmna ini ?.”
Untuk diketahui, upaya investigasi wartawan dengan target utama mengumpulkan bukti kuat untuk berita . Investigasi ini pun telah dikomunikasikan dengan sejumlah rekan wartwan lintas media local lainnya.
Ternyata bukan saja pada wartwan online, Wakano mengakui menerima uang tersebut. Kepada salah satu wartawan Koran harian local, Wakano menyatakan hal senada.
Bukti Chat WA Pengakuan Wakano dengan salah satu wartawan cetak harian :
Hingga berita ini dipublis, kebenaran akan pengakuan Wakano telah menerima sejumlah uang dan menandatangani MoU dengan pemkab SBB untuk kepentingan beasiswa masih belum dapat terkonfirmasi oleh Bupati Kabupaten SBB karena perjalanan dinas Bupati yang cukup padat. **(Rul)