Cengkepala

Amanahkan Ketertinggalan Kilmury Pada Kongres HMI XXX di Ambon

Ambon, cengkepala.com – Jelang Kongres HMI XXX di kota Ambon 14-19 Februari mendatang, sejumlah aktivis gerakan sosial pemerhati Kecamatan Kilmury berharap momentum Kongres dapat mengeksekusi keterisolasian kecamatan yang letaknya di Kabupaten Seram Bagin Timur (SBT) itu.

Kepada media ini, Senin (05/02) koordinator gerakan sosial #SaveKilmury, Arman Kalen menilai momentum Kongres yang dihadiri Presiden dan sejumlah pimpinan merupakan waktu yang tepat menyampaikan realitas 72 Tahun Kilmuri Hidup “tanpa negara”.

Kalean mengakui, memang dalam praktiknya, Kongres hanya sebatas sebuah pertemuan atau persidangan dan itu urusan internal Himpunnan. Namun, katanya, penunjukan Maluku sebagai tuan rumah pelaksanaan agenda tersebut paling tidak dapat memberikan konstribusi terhadap Maluku.

“Sejauh ini kami memantau perkembangan informasi Kongres. Kami dapati kesedian pejabat negara seperti ketua DPD-RI, Ketua MPR-RI, Ketua DPR-RI dan sejumlah menteri bahkan presiden berkenaan hadir dalam Kongres ini,” jelasnya. Kami menilai ini momentum tepat untuk memperdengarkan keterisolasian saudara-saudara kita di Kilmury, tambahnya.

Dikatakan, pihaknya akan melayangkan surat kepada Badan Koordinasi (Badko) selaku representasi Pengurus Besar (PB) HMI di wilayah untuk dipresure dalam sebuah rekomendasi khusus permintaan orang Maluku, selamatkan Kilmury dari keterisolasian.

“Kami berharap momentum akbar yang baik ini dapat mendatangkan kabar baik pula terhadap Kilmury,” harap Kalean yang juga wakil ketua bidang perencanaan pembangunan daerah DPD KNPI Provinsi Maluku.

Untuk diketahui, gerakan sosial #SaveKilmury telah didengungkan sejak 2016 lalu. Kilmury berada di kekuasaan kabupaten yang berjulukan Ita Wotu Nusa. Bertandang di kecamatan tersebut, akan didapati pemandangan sekelompok orang yang menyebrangi sungai, pertaruhkan nyawa dan itu berlangsung selama puluhan tahun di Kecamatan. Listrik dan jaringan telkomunikasi saat ini masih menjadi hal yang paling mahal. Di kecamatan ini, sebanyak empat belas desa terpisah-pisah oleh Sungai Tala dan tak memiliki jembatan.

Akibat dari keterisolasian ini, Aparat Sipil Negara (ASN) dalam hal ini, guru dan tenaga kesehatan, banyak tidak bentah saat ditugaskan di wilayah tersebut. Pengakuan ini juga disampikan salah satu anggota DPRD SBT, Bahrum Wadjo saat melaksanakan reses di wilayah itu akhir 2017 lalu.

“Kami berharap momentum Kongres dapat berefek baik untuk kita semua di Maluku,” pungkas Kalean

Di lain tempat, Ketua Umum Badko HMI Mal-Malut, Adhit Sella saat dikonfirmasi menyambut baik ide brilian kelompok #SaveKilmury. Dirinya berjanji akan berkoordinasi dengan berbagai pihak di intenal himpunan untuk membicarakan hal tersebut lebih lanjut.

“Sesuai temanya, Meneguhkan Kebangsaan Wujudkan Indonesia Berkeadilan, kami sadari Kilmury adalah tanggung jawab bersama,” pungkasanya irit bicara. (Rul)

Views: 0