Cengkepala

Berbuah Manis, Glann Fredly : Pengembangan Musik Bisa Dimulai Dari Akademisi

Ambon, Cengkepala.com – Perjalanan panjang penyanyi Glann Fredly akhirnya berbuah manis setelah jatuh bangun blusukan ke sejumlah komunitas, pemerintah, bahkan dunia akademis untuk mendudukan tupkosi Ambon City Of Music (Ambon Kota Musik). Tiga point penting yang dibuahi dalam perjuangan panjang pihaknya adalah musik dari aspek pendidikan, ekonomi, dan Kebudayaan.

Hal ini seperti yang disampaikan Glann Fredly cengekepala.com di Taman Budaya Karpan, Kota Ambon, Kamis (08/03) dalam acara Konfresi Musik Indonesia (KAMI) .

“Kota Ambon sebagai tuan rumah KAMI itu karena potensi-potensi yang ada di Maluku.  Musik di Maluku sendiri sudah menjadi bagian hidup masyarakatnya, kota Ambon sebagai ibukota provinsi pantas untuk dinobatkan jadi  kota musik dunia ,” ungkap Glann yang juga ketua umum Konfresi Musik Indonesia (KAMI) itu.

Mentri Agama Membuka Konferensi Musik IAIN Ambon, Senin (05/03/2018)** Rul

Seperti yang diketahui, bersamaan telah digelar pula Konferensi musik Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon pada Senin, 05/03/2018 lalu dengan tema “Islam, Music, Peace in Indonesia and Beyond. Konfresi musik Islam dihadiri langsung Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua KAMI  Glann Fredly, Plt Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, Rektor IAIN Ambon Hasbullah Toisuta, Kakanwil Kemenag Maluku, Ketua MUI Kota Ambon, Karo Perencanaan Ali Rokhmad, Sesmen Khoirul Huda dan sejumlah musisi ppapan atas tanah air.

Glenn berharap, ekosistem musik di Maluku menjadi lebih seimbang menginspirasi dalam mendorong pembangunan ekonomi kreatif yang berkelanjutan, berkeadilan, dan mensejahterakan masyarakat Maluku.

Pengembangan Musik Bisa Dimulai dari Akademisi

Gedung Rektorat IAIN Ambon, Lokasi Konfresi Musik Islam 2018.** Foto/Istimewa**

Glann Fredly mengaku senang bisa berkunjung di kampus IAIN Ambon. Bersama musisi lainnya, Glann berbagi cerita untuk pengembangan musik di Maluku, terutama di kalangan akademisi.

“IAIN Ambon sebagai kampus pertama yang kami datangi untuk bisa berdiskusi tentang Ambon sebagai kota musik. Ini bisa dilihat sebagai poin penting, dimulai dari akademisi,” kata Glann kepada Lintas, di Rektorat IAIN Ambon, pada Januari 2017 dalam sebuah agenda diskusi membentuk konfresi musik Islam.

Selanjutnya, di depan serjumlah pejabat dan mahasiswa yang antusias mengikuti dialog bersama musisi berdarah Maluku itu, Glann menuturkan, Ambon yang dirancang sebagai “kota musik” bisa mendorong perdaban Maluku untuk lebih maju.

“Semoga ini menjadi kerja kolektif dari pihak akademisi maupun dari pemerintah kota, dan pemerintah daerah untuk merespon komunitas-komunitas musik,” tutur Glenn.

Dosen IAIN Ambon, Abha Mahulau menilai, dialog seperti ini sangat positif, karena bisa menyatukan mahasiswa dan dosen dalam satu wadah, guna membangun budaya dan seni yang terkubur dan terpendam di jiwa mahasiswa IAIN Ambon.

“Kita sebagai anak Maluku harus mencintai dan mengenal seni dan budaya kita, dan kegiatan ini harus didukung oleh lembaga karena, saya yakin mahasiswa mempunyai bakat dalam seni dan musik,” ujar Abha** ( Rul | Lintas /HW-RH)

Views: 3