GPM Libatkan OKP Gelar Aksi Solidaritas Untuk korban Kekerasan Terhadap Perempuan Kei
Mematikan perempuan sama saja mematikan daya di negeri ini
Ambon, cengkepala.com – Warga Gereja Protestan Maluku (GPM) Tenggara Raya Kota Tual prakarsai aksi solidaritas terhadap korban kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Kepulauan Kei baru-baru ini. Aksi Solidaritas yang melibatkan Komunitas Perempuan Bangsa Kota Tual, Organisasi Kepemudaan (OKP) HMI, PMII, maupun Kohati dipusatkan di lapangan Lodar El Kota Tual.
Pendeta (Pdt) A.K. Nikiyuluw Ingratubun yang juga selaku Ketua Panitia aksi menyatakan, aksi yang digelar pada Rabu (29/08/2018) kemarin murni sebuah aksi sosial serta keprihatinan terhadap perilaku kekerasan terhadap perempuan akhir-akhir ini di wilayah Tenggara provinsi Maluku.
“Katong sedang mengungkapkan rasa solidaritas bersama dengan korban kekerasan. Selain itu juga, ini adalah rasa keprihatinan terhadap kondisi yang terjadi,” ungkap Ingratubun.
Ingratubun selaku tokoh dalam jemaat menyesali kejadian yang berujung kematian anak perempuan tersebut. Hal ini menjadi pertanyaan utama bagi pihaknya, mengapa ini harus terjadi di daerah ini, padahal daerah ini (kepulauan Kei) mengenal derajat seorang perempuan itu sangat bernilai.
“Oleh karena itu, kami mencoba menggiatkan dan menyadarkan kita semua di daerah ini. Bahwa kami ada ; kami mau bersuara ; bahwa perempuan itu mempunyai nilai, punya kemampuan untuk ditransaksikan sebagai daya kehidupan, dan mematikan perempuan sama saja mematikan daya di negri ini”, tegas pendeta Ingratubun.
Diungkapkan, sebelum aksi solidaritas di Lodar El oleh kami, peserta aksi yang nota benenya mahasiswa berhasil membuat transaksi nilai yang luar biasa melalui loang march di sejumlah ruas-ruas jalan utama di kota Tual.
“Mereka yang tergabung ini mewakili komunitas yang berbicara untuk kepentingan perempuan di tanah ini, sehingga kami warga GPM Tenggara Raya merangkul mereka bersama-sama pada aksi solidaritas ini,” akuinya.
Ditegaskan, ini merupakan giat awal, serta Lapangan Lodar-el dipilih sebagai pusat aksi solidaritas karena tempat tempat ini sendiri merupakan salah satu pusat adat di Tual.
Lanjutnya, walaupun banyak orang yang belum hadir untuk bersama-sama menyuarakan hentikan kekerasan terhadap perempuan, namun paling tidak ini upaya untuk menyadarkan bahwa kita sama-sama butuh sesuatu untuk tindak lanjuti persoalan perempuan di daerah ini.
Ditempat yang sama Pdt juga mengapresiasi pihak penegak hukum sebagai pengayom dan pelindung masyarakat terutama perempuan, dimana mau bekerja keras untuk menemukan kebenaran peristiwa kekerasan perempuan yang terjadi di daerah ini.
Pantauan media, aksi solidaritas yang dipusatkan dilapangan Lodar El Kota Tual diisi dengan berbagai nyanyian bahasa Kei, puisi, tarian Kei, aksi teatrikal mahasiswa, dan di akhiri dengan penyalaan lilin oleh seluruh peserta yang hadir.
Hadir dalan aksi tersebut, Ketua DPRD Kota Tual, Raja Tual, Dan Lanal Tual, Kapolsek Dullah Selatan, Warga GPM, Komunitas Perempuan, Organisasi Kemahasiswaan, Pelajar Tual, serta masyarakat.*** Aladin