Cengkepala

LJK Diminta Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan

Cengkepala – Ambon. Lembaga Jasa Keuangan (LJK) di Provinsi Maluku diminta untuk terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dengan membuat berbagai bentuk kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Hal ini disampaikan, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Bambang Hermanto, Senin (23/10).

Hermanto menjelaskan, melalui Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan Daerah (FKLJKD) Provinsi Maluku dalam rangka memperingati Hari Asuransi (insurance day) telah dilakukan rangkaian kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat yakni sosialisasi literasi keuangan di sekolah-sekolah tingkat SMA atau sederajat di Kota Ambon, yang diikuti kurang lebih sekitar 1.500 pelajar SMA.

“Pada saat kegiatan sosialisasi literasi keuangan ini, kita melalui perusahaan asuransi yang ada memberikan bantuan satu paket buku tentang asuransi yang dikeluarkan oleh OJK, untuk dijadikan bahan ajar di sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMA,” kata Bambang.

Ia menjelaskan buku yang diberikan dapat digunakan oleh guru untuk mengedukasi anak-anak didik di sekolah masing-masing, sehingga mereka ketika mulai menapak kehidupan masa depan sudah mengerti tentang asuransi.

Menurutnya, untuk literasi keuangan FKLJKD mulai menyasar ke anak-anak sekolah, agar mereka mempunyai pemhaman yang baik tentang asuransi. Karena itu diharapakan, perusahaan-perusahaan asuransi untuk memperkenalkan produk-produk yang dapat diakses oleh masyarakat, terutama asuransi jiwa maupun kerugian agar dapat meningkatkan literasi serta inklusi keuangan.

Sehubungan dengan itu, OJK terus mendorong asuransi mikro terkait dengan asuransi usaha tani padi, asuransi usaha ternak sapi dan asuransi nelayan yang merupakan program pemerintah yang preminya disubsidi.

“Sekarang tingkat literasi dan inklusi keuangan di Maluku masih sangat rendah. Tingkat literasi 15 persen dan tingkat inklusi atau pengguanaan produknya 12 persen. Sedangkan nasional tingkat literasi sekitar 29 persen dan tingkat inklusi 69 persen,” ungkapnya.

Dengan kondisi tersebut, kata Bambang, perusahaan asuransi perlu kerja keras supaya masyarakat bisa memahami dan ikut menggunakan jasa asuransi.

 “Asuransi jangan dipandang tidak ada manfaatnya karena hanya menggeluarkan uang terus, tetapi justru yang harus kita bentuk adalah cara pikir masyarakat bahwa asuransi adalah proteksi/perlindungan masa depan. Dengan berasuransi kita lebih nyaman dan lebih tertata untuk bisa merencanakan masa depan khususnya terkait dengan masalah keuangan,” kata Bambang.

Dalam hal proteksi kerugian, ketika terjadi sesuatu masalah tidak langsung jatuh miskin karena usaha gagal, karena dari sisi asuransi bisa ditutup sehingga bisa mendapatkan kembali modal usaha.

Begitu juga halnya dengan proteksi asuransi jiwa, ketika kepala keluarga meninggal maka asuransi menutup biaya-biaya keluarga si meninggal.

Bambang berharap perusahaan asuransi terus aktif melakukan edukasi dan meningkatkan promosi, tidak hanya di Kota Ambon tetapi seluruh kabupaten/kota di Maluku.(MS)

Views: 0