Sambut Baik Kongres HMI, GMNI SBT Harap Hijau-Hitam Ingatkan Pempus Ada Pilu di Maluku
“Hajat Kongres ini kami berharap, sejumlah keluh dan problem masyarakat dapat langsung diingatkan serta dipertegas kepada Pemerintah Pusat (Pempus) bahwasanya ada pilu di Maluku, termasuk SBT. Terlebih lagi sejumlah pejabat negara termasuk presiden RI juga hadir,” Derlean
Bula, cengkepala.com – Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Irwan Derlean menyambut baik pelaksanaan Kongres HMI ke-30 yang di pusatkan di kota Ambon.
Kepada media ini, Jumaat (09/02) pihaknya tak tanggung-tangung akan akan menerjukan anggota jika diminta untuk memeriahkan agenda himpunan hijau hitam itu melalu pelbagi seni dan budaya.
“Jika memang membutuhkan karya seni lokal budaya orang SBT kami sungguh sangat sigap dalam wilayah ini,” akuinya.
Dikatakan, sejumlah anggota GMNI baik di provinsi dan di Kabupaten punya puluhan anak muda kreatif berjiwa seni dalam karya lokal orang Maluku.
Bukan saja itu, Derlean jua menitipkan sejumlah problem sosial di Maluku saat ini. tTerutama kata dia adalah tetang kesejahteraan masyarakat.
“Kita harap sejumlah isu strategis tentang Maluku dapat didorong pula teman-teman dari HMI,” kata dia.
Sama halnya dengan sejumlah aktivis diberbagai gerbong yang aktif di Maluku, GMNI SBT melalui Derlean juga meyatakan, kongres akbar tersebut merupakan momentum strategis.
“Ini menjadi catatan sejarah jika segala hal yg menjadi hajat hidup orang banyak di Maluku bisa di perjuangkan lewat momen yang istimewa ini (Kongres HMI),” ungkap dia.
Melihat letak Geografis wilayah Maluku yang lebih didominasi oleh laut, dan menjadi sala satu katagori Lumbung Ikan Nasioanl, GMNI SBT berharap dapat dipresure dan dipertegas akan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Dia mengakui, pembangunan era ini trfokus dalam pembangunan ekonomi. Padahal kata dia, selain wilayah ekonomi, interaksi antara ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup, termasuk dalam hal ini adalah pembangunan perikanan, merupakan pembangunan pertanian yang tidak mengurangi keberadaan sumber daya alam.
Konsepsi lumbung ikan sungguh berbeda dengan lumbung pertanian, misalnya lumbung padi, Beda pula, dengan gudang dingin, yang umumnya digunakan untuk menyimpan ikan setelah ditangkap.
Lumbung ikan pada dasarnya adalah lumbung di alam, atau gudang hidup, maka sumber daya ikan bukan lagi merupakan objek yang dieksploitasi tetapi sebaliknya untuk dikelola dan ditata dengan baik agar tetap hidup, agar tetap berkelanjutan.
“Karena Maluku dari sisi sumberdaya memeliki kriteria yang ada yang mana, patut di kelolah dengan Baik agara menambah kesejahteraan Masyarakat Maluku secara Kolektif,” endusnya.
Menutup keterangannya, GMNI SBT beharapan sungguh, lewat Kongres HMI menjadi acuan untuk memperjuangkan segala hal yang menjadi oreoritas demi kelangsungan Hidup Masyarakat Maluku.**** (Baim)