Eli, Kampung Nelayan Penyumbang Protein di Pulau Seram

Cengkepala.com, Ambon – Terletak di pesisir pantai pulau Seram, Kampung Eli ternyata menyimpan potensi perikanan cukup besar yang belum diketahui banyak orang. Dikenal dengan sebutan kampong nelayan karena hampir sebagian besar warganya mengandalkan sektor laut sebagai ladang pencaharian. Hamper sebagian aktifitas warga menghabiskan waktunya di laut.

Kampong nelayan Eli di Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat ini letaknya cukup strategis karena menghadap langsung laut lepas. Disebelah Barat berhadapan langsung dengan laut Buru dan laut Banda.

Dengan menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari Hila Pulau Ambon menggunakan Speed, kita akan tiba di kampong nelayan tersebut yang berada tepat dipesisir tanjung siang SBB.

Saat tiba di perkampungan dusun Eli, kita akan disuguhkan dengan pemandangan menarik, deretan long boath (bodi jarring) sebutan masyarakat kampong Eli untuk transportasi menjaring ikan dilaut Nampak berjejer memadati sepanjang pantai di kampong tersebut.

Bau amis ikan pun seketika menyeruak, sangat khas, menyambut kita di pelabuhan speed, seolah kita sudah akan bisa membayangkan bahwa ada banyak ikan disini.

Benar saja, saat mendekati rumah-rumah warga ditepian pantai kampong tersebut Nampak jemuran ikan yang dikeringkan secara manual dengan alat tradisional memenuhi halaman bagian belakang rumah warga dengan jenis dan ukuran ikan yang beragam.

Kebanyakan jenis ikan yang dikeringkan warga adalah ikan momar dan anakan ikan laut dalam lainnya yang belum sempat terjual habis.

Saat pagi hari terlihat warga ramai berkumpul di pantai menanti kedatangan bodi jarring pulang membawa hasil tangkapan, warga terlihat berkerumun berburu hasil tangkapan nelayan untuk dijual.

Nelayan kampong Eli memulai aktifitas mencari ikan biasanya saat menjelang subuh pagi hari, dengan bodi jarring, para nelayan menuju rompog ditengh laut untuk menjaring ikan.

La Bona, Nelayan kampong Eli bercerita, biasanya sebelum membuang jarring dirompong, terlebih dulu rompong disinari dengan cahaya lampu pada malam harinya untuk memancing ikan berkumpul dirompong, baru setelah ikan terkumpul, tepat menjelang pagi baru ikan dijaring menggunakan jarring bobong. Hasil yang diperoleh pun dalam jumlah yang besar hingga berton ton.

Sebagai kampong penghasil ikan di pesisir huamual, nelayan Eli turut memberi kontribusi besar terhadap ketersediaan sumber protein di jezirah pulau Seram bahkan sebagian wilayah di pulau Ambon.

Untuk menjual hasil tangkapannya, para nelayan di kampong ini biasanya menjajakannya di kampong-kampung pesisir Huamual. Bahkan kebutuhan ikan di Jezirah Leihitu dan pasar Arumbae juga dipasok dari kampong nelayan tersebut.

Meski dikenal sebagai kampong penghasil ikan, kampong nelayan Eli jauh dari sentuhan pemerintah. Kehidupan nelayan juga masih jauh dari kata sejahtera. Nelayan dalam mengelola hasil tangkapannya masih mengandalkan peralatan seadanya, menjual ikan masih dengan system papalele. Tidak ada tempat untuk pendaratan ikan yang dibangun pemerintah.

Para nelayan di kampong tersebut berharap agar ada perhatian khusus pemerintah, pemerintah diminta untuk segera hadir dengan memberi support untuk pengembngan sector perikanan di wilayah itu dengan harapan ada perbaikan nilai ekonomi warga di kampong tersebut.(CP)

Views: 28