Huamual, cengkepala.com – Turunnya harga komoditi cengkeh, membuat warga masyarakat di Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat, mengeluh. Hal ini disampaikan oleh salah satu Petani Cengkeh dari Dusun Uhe, Desa Iha, Kabupaten SBB, Bagdat Kaisupy. yang ditemui dirumahnya, Kamis (06/9).
Bagdat mengungkapkan, musim panen cengkeh adalah yang berlangsung hanya setahun sekali itu, makin berat dirasakan Petani pasalnya saat ini kebanyakan pohon cengkih sudah berkurang produktifitasnya.
Alhasil, jika terjadi anjlok harganya seperti saat ini, maka Petani cengkeh pasti akan kesusahan, dalam membiayai kehidupan sehari-hari ” kalo keadaan ini terus menerus katong jadi susah, apalagi untuk biaya sekolah anak-anak,” tandasnya.
Bagdat juga meminta, perhatian dari Pemerintah Daerah(Pemda) dan Pemerintah Pusat(Pempus) untuk melakukan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, dengan menggenjot harga komoditi cengkih dipasaran, karena kalau hal ini terus berlanjut maka para Petani akan hidup dalam kemelaratan.
“Harapan Saya, kepada Pemerintah, agar tolong perhatikan Rakyat Kecil seperti Kami, jika dibiarkan melarat terus seperti ini, maka Kita Masyarakat akan merasa semakin tertindas,” protesnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, harga cengkih sebelumnya mencapai Rp. 120.000,- namun kini turun hingga Rp.80.000,-. Merosotnya harga Komoditi lain seperti Biji Pala kering biasanya berkisar Rp.70.000,- turun Rp. 50.000 dan Kopra sebelumnya, Rp. 12.000 turun hingga Rp. 5.000,-. Komoditi dengan harga bertahan diantaranya, Bunga Pala Rp. 150.000 per kilo gram , Fully Rp. 135.000,- per kilo gram dan Coklat Rp. 28.000,- per kilo gram. ** DK