Ambon, cengkepala.com – Gerakan Mahasiswa Kristen Indosnesia (GMKI) Provinsi Maluku memberikan warning (peringatan) tegas kepada Tiga pasangan calon kandidat Gubernur-Wakil Gubernur (Cagub-Cawagub) Maluku, Selasa (20/02). Ketegasan gerakan yang didirikan di Yogyakarta itu perihal massa kampanye yang sudah dibuka hingga 23 Juni mendatang.
“Sudah memasuki musim kampanye pilkada Maluku. Sebagai sosial kontrol, GMKI berkepentingan mengingatkan empat hal strategis agar masa kampanye dan Pilkada berlangsung aman, damai, demokratis hingga melahirkan kepemimpinan Maluku yang berkualitas,” tandas Koordinator Wilayah (Korwil) XI Maluku PP GMKI Masa Bakti 2016-2018, Dodi Soselisa.
Dalam rilisan yang diterima cengkepala.com, Soselisa menegaskan, masa kampanye itu waktu dimana para tim kampanye atau pemenang pasangan calon yang adalah sebagai mesin penggerak (driving machine) melakukan tindakan dan usaha politik terorganisir dengan tujuan mendapatkan dukungan masyarakat melalui cara-cara seperti mempengaruhi masyarakat (Influence Society), melakukan pembelokan pencapaian lawan politik (Deflected Achievements) dan atau strategi manuver politik lain (Political Maneuvering).
Karenanya, GMKI meminta seluruh tim kampanye atau pemenang Paslon untuk tidak melakukan tindakan yang mengotori nilai-nilai demokrasi yakni melakukan kampanye hitam (Black Campain) atau HOAX, politik uang (Money Politic), politik sektarianisme (Sectaria Politic) dan politik identitas (Identity Politic) bernuansa SARA baik yang dilakukan secara langsung maupun melalui media-media sosial.
Poin kedua, menurut Soselisa, bahwa tim kampanye atau pemenang Paslon harus menjadi aktor demokrasi yang mampu mencerdaskan masyarakat dalam berpolitik. Dengan cara menjelaskan secara kongkrit visi misi serta program prioritas kandidatnya, juga mengenalkan jejak rekamnya agar masyarakat memahami dan bisa menjadi referensi menentukan pilihannya secara rasional dan objektif.
“Kami meyakini dengan cara demikian, tim kampanye atau pemenang Paslon telah menunjukan integritasnya karena menjunjung tinggi nilai-nilai berdemokrasi. Bukan sebaliknya tim pemenang terjebak dalam ruang-ruang pragmatis dan opurtunitif yang menyesatkan masyarakat,” harap Soselisa yang diketahui berfrofesi sebagai pengacara itu.
Terakhir menurut Soselisa, tim kampanye atau pemenang Paslon haruslah memaknai secara sungguh peran politik dalam iklim berdemokrasi di negara Indonesia yang miliki karakter atau ciri khas utama Pancasila. Artinya dalam berdemokrasi, wajib mengedepankan dan mengutamakan prinsip kejujuran, kebersamaan dan kebutuhan masyarakat secara umum, dengan tujuan utama yaitu menciptakan persatuan, keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
“Kami ucapkan selamat berkompetisi secara berkualitas dengan penuh rasa aman dan damai dalam pendekatan Orang Basudara di Maluku kepada seluruh tim kampanye atau pemenang maupun ketiga pasangan calon. Kiranya momen demokrasi ini dapat dijadikan ajang saling melengkapi dan menyempurnakan ide dan gagasan bagi pembangunan dan kemajuan Provinsi Maluku kedepan,” pungkasnya.**